Bandung sudah macet sehingga tata ruang harus dibenahi jangan dijadikan tata uang. Saat ini kota Bandung mencari sosok pemimpin yang nyaah (sayang) dan tahu masalah Bandung serta siap solusinya bukan pada prioritas pembangunan saja.
Saat ini belum ada tokoh yang muncul sesuai harapan. Pergeseran politik sekarang berubah paradigmanya asal terkenal atau pola pemberian santunan sebagai alat merebut suara, padahal kota Bandung memcari pemimpin yang faham penyakit serta tahu obatnya. Jadi kedepannya pemimpin yang diharapkan adalah yang bisa beberes kota Bandung bukan yang suka membangun.
Waras Walagri jiwa manusianya tidak kalah oleh hawa nafsu dan ambisi pribadi, tegas Mang Utun.
Doa yang dibacakan Mang Utun diiringi kesenian Karinding, guna menggugah rasa eling (sadar) bagi para pemimpin di Kota Bandung dengan kejadian saat ini. Doa bersama dihadiri pula oleh para aktivis Kota Bandung dari segala bidang baik seniman, budayawan, pendidikan dan berbagai media.
(Mang Sambas)