Oleh : Arfiani Yulianti Fiyul
Pemandangan saat ini yang terlihat dalam keseharian semua masyarakat baik dari anak – anak kecil sampai usia dewasa, semuanya memakai masker menutupi sebagian wajahnya yaitu dari mulut sampai hidung. Menggunakan masker ini untuk salah satu pencegahan penyebaran virus Covid -19. Selain itu harus rajin mencuci tangan dan membatasi Interaksi Social (jaga jarak).
Adaptasi adab baru ini jika di lihat dari perspektif umum, menggunakan masker penutup hidung, mencuci tangan, sebenarnya ini adalah sesuatu yang penting. Karena kondisi kualitas udara di Indonesia tercatat terus memburuk sejak dua dekade terakhir, dan saat ini berada di peringkat ke-20 negara dengan kualitas udara terburuk di dunia.
Berdasarkan pengamatan AQLI, 91% penduduk Indonesia tinggal di wilayah dengan tingkat polusi udara melebihi batas aman yang di tetapkan organisasi kesehatan dunia (WHO). Data tersebut di sampaikan oleh Hendro D Situmorang pada salah satu artikel yang berjudul “ Kualitas Udara di Indonesia Terus Memburuk”.
Kondisi yang nyata, dengan adanya Pandemic Virus Covid -19, di Indonesia bahkan seluruh dunia semua menerapkan perlakuan 3 M yaitu lebih mematuhi protokol kesehatan. Jadi antara kualitas udara dan penyebaran Virus Covid-19, keduanya sinergi akan memberikan dampak yang sangat buruk bagi kesehatan manusia yang tidak memandang dari aspek usia.
Memburuknya kesehatan masyarakat akan mempengaruhi banyak hal, antara lain adalah lingkungan. Hendrik L. Blum dalam satu tulisannya di Pedia Ilmu dan di sadur oleh penulis menyatakan bahwa adanya lingkungan (Environment).
Lingkungan yang buruk maka akan mempengaruhi tingkat ekonomi, pendidikan, pekerjaan dan lain-lain. Lanjut tulisan Hendrik L. Blum, semakin tinggi tingkat pendidikan individu maupun masyarakat maka pengetahuan akan cara hidup sehat semakin baik. Maka pendidikan akan mempengaruhi individu maupun masyarakat dalam menyikapi kesehatan.
Setuju pendidikan diselaraskan dengan memasukan program pembangunan secara berkelanjutan melalui SDGs, sehingga menghasilkan manusia indonesia yang berwawasan pembangunan berkelanjutan. Salam lestari
Untuk menghasilkan manusia yang berwawasan pembangunan berkelanjutan tentu perlu menerapkan basic acting yang berkelanjutan pula. Permasalahan di lapangan yang tidak ada controllernya adalah tidak terjadi continue terhadap perogram, sehingga yang terjadi adalah kegiatan kegiatan yang bersifat seremonial belaka. Mudah-mudahan dengan SDGs bisa terwujud.