SAMBASNEWS.id – Kekerasan fisik maupun kekerasan seksual yang muncul ke publik di lingkungan satuan pendidikan, baik di sekolah-sekolah di bawah KemendikbudRistek maupun madrasah dan pondok pesantren di bawah Kementerian Agama, marak terjadi.
Bahkan tindak kekerasannya terbilang makin sadis dan melibatkan pelaku anak dengan sesama anak, hingga mengakibatkan kematian anak korban.
Kali ini publik kembali dikagetkan dengan kasus kekerasan sesama santri bahkan ada satu korban tewas diduga korban penganiayaan, kasusnya sedang diproses pihak kepolisian. Lebih terkejut lagi terjadi di sebuah Ponpes besar dan termasuk tertua dengan santri menjadi ribuan orang, yaitu Ponpes G di Jawa Timur.
Menurut informasi yang diperoleh, anak korban sempat menghubungi orangtuanya meminta sejumlah uang karena dirinya akan menjadi ketua panitia pelaksana program perkemahan di pesantren. Uang tersebut untuk berjaga-jaga jika ada benda milik pesantren yang hilang atau rusak saat perkemahan harus diganti panitia sebagai bentuk tanggungjawab.
Usai kegiatan tersebut anak korban beserta dua temannya yang juga panitia mengalami penganiayaan oleh santri senior, diduga kuat berkaitan kegiatan perkemahan. Dalam penganiayaan yang diduga menggunakan tongkat/kayu tersebut, anak korban kemudian tewas. Keluarga korban menyakini adanya pukulan pada leher korban karena kepala korban (jenazah) tidak bisa ditegakkan. Sementara 2 teman korban lainnya selamat, namun diduga kuat mengalami luka fisik maupun psikis akibat kekerasan yang dialaminya, apalagi sampai rekan sebayanya meninggal dunia akibat kekerasan tersebut.
Baca berita dihalaman selanjutnya…