Oleh: Dra. Eha Julaeha, M.Pd.
Kepala SMAN 16 Bandung
SAMBASNEWS.id – Pagi itu aku bisa tertawa terbahak-bahak di ruang wakasek. Seorang guru BK senior membawa sekeresek pete sambil bercerita yang mengocok perut.
Biasa dipanggil mamih Sri, guru Bimbingan Konseling (BK) yang selalu memberikan perhatian dan banyak membantu muridnya baik dalam persoalan pembelajaran maupun kesulitan financial muridnya.
Mamih Sri seorang guru BK yang selalu membantu dan mendukung muridnya dan sekaligus juga menjadi suporter setiap pertandingan futsal baik finansial maupun spiritualnya.
Capaian raihan prestasi tak luput dari kontribusi mamih Sri, tak heran bisa di kalangan dunia perfutsalan beliau sangat dikenal.
Aku tertawa lepas ketika pagi itu beliau datang ke ruang wakasek sambil membawa sekeresek pete dan bercerita itu adalah pemberian muridnya yang memiliki hutang ke beliau Rp. 15.000 dan dibayar oleh sekeresek pete…
Deudeuuuh teuing, karunya budak teh (Alamaaak kasihan banget anak tuh).
Mamih Sri menerima pete itu hanya untuk melatih anak untuk bertanggung jawab dan berkomitmen terhadap sikap dan perilaku anak, bukan semata menagih janji hutangnya..
Itulah salah satu sisi kehidupan di dunia pendidikan, dimana kasih sayang adalah bagian dari sebuah proses pembentukan karakter siswa yang menjadi tujuan penting pendidikan.
Guru tidak hanya menyampaikan materi pengetahuan tetapi juga harus bisa mentransfer nilai-nilai bagi kehidupan manusia.
Pendidikan tidak terlepas dari berbagai tujuan kemanusiaan dan proses pembentukan karakter dan penerapan nilai-nilai kebajikan bagi sesama mahluk Tuhan yang bisa saling menghargai, menghormati, berbagi, saling menyayangi dan saling mengasihi sesama.
Semoga kita senantiasa menjadi manusia yang bermanfaat bagi mahluk Tuhan.
Aamiin…
(Mang Sambas)