Bandung, Sambasnews.id – Setiap orang adalah guru dan setiap tempat adalah Sekolah. Itulah kalimat bijak yang terlontarkan dari sosok Guru Bangsa “Ki Hajar Dewantara”, tak lekang oleh gerusan zaman.
Setiap sosok guru senantiasa hadir dengan fashion dan talentanya masing-masing. Selain bertugas melaksanakan amanat UUD 1945, tidak sedikit guru yang memiliki konsistensi di bidang lain sebagai sebuah bentuk komunikasi dengan sekolah sebagai sebuah rumah belajar yang tanpa batas.
Hal itulah yang melekat pada sosok Rahmat Suprihat, Seorang Guru SMPN 55 Kota Bandung.
Perjalanan panjang sebagai guru honorer di beberapa sekolah dari tahun 1994 sampai pada saatnya tugas sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) melekat pada dirinya di tahun 2014.
Perjalanan panjang sebagai guru telah menghantarkan dirinya pada semangat kepedulian terhadap lingkungan. Semua berawal di tahun 2012 manakala sekolah tempat mengabdinya, tepatnya SMPN 39 Bandung melaju ke program Adiwiyata, sebuah program KLHK yang bermuara pada terbangunnya sekolah yang peduli lingkungan.
Dari sinilah sosok Rahmat terus merajut komunikasi dengan siapapun yang memiliki fashion yang sama yaitu konsen terhadap lingkungan.
Rahmat yang sekarang bertugas sebagai Guru di SMPN 55 Kota Bandung ini mengatakan bahwa kecintaan dan kepedulian pada lingkungan merupakan proses panjang dari kesadaran diri akan pentingnya kondisi lingkungan hidup yang nyaman dan berkesinambungan.
Hal ini harus diupayakan dari kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus dan kebiasaan ini pulalah yang akan menuntun siapapun menjadi pribadi yang peka dan peduli terhadap lingkungan.
Ada banyak kegiatan yang dilakukan dalam upaya bersama-sama membangun kepedulian terhadap lingkungan diantaranya memfasilitasi pemberian bibit pohon dari SKPD terkait kepada sekolah-sekolah yang membutuhkan, melakukan gerakan dan giat lingkungan seperti penananam pohon, bersih-bersih sungai, GPS, menjadi nara sumber seminar lingkungan dan diklat jurnalistik di beberapa kegiatan, bahkan pada saat sebelum Pandemi Rahmat melaksanakan gerakan membangun kesadaran bersepeda kepada para pelajar dengan guru relawan lainnya melalui Program Pelajaran Nyasab ( Nyapedah Saptu Babarengan ).
Selain itu gerakan sosial lainnya pun dilaksanakan pada saat pandemi hadir di tahun 2020 dengan membagi-bagikan sembako, masker, pakaian layak pakai, sampai membantu masyarakat kurang mampu berobat bahkan apabila ada kendala biaya sekolah.
Dalam waktu dekat dirinya akan melaksanakan penananam 1000 pohon di Wilayah Cinere Kuningan terutama untuk menghijaukan kembali lahan-lahan kritis.
Bahkan sampai saat ini dirinya bersama Forum Sesa Nyaba (Sedekah Sampah Nyaah Ka Bandung), sebuah gerakan kerelawanan terus diupayakan dalam rangka membantu pemerintah menyelesaikan permasalahan sampah dengan berpedoman pada kinerja kolaborasi.
Banyak pihak yang terlibat, karena yakinkan lah siapapun dirinya, kita tidak akan dapat melakukan gerakan baik itu dengan kedua tangan kita.
Ada campur tangan orang-orang baik dalam setiap kegiatan baik yang kita lakukan. Laksanakan dengan ikhlas dan semuanya akan indah nikmat terasa, tegas Rahmat.
Sosok guru ini pun aktif sebagai Ketua Forum Silaturahmi Sekolah Adiwiyata (Forssa) Kota Bandung, juga aktif di beberapa kegiatan positif lainnya dalam organisasi pendidikan seperti di PGRI Kota Bandung serta di komunitas lainnya diantaranya sebagai Dir. Divisi Mitigasi Bencana Peduli Lingkungan Jawa Barat (Pelija), Ketua DPD LSM Trapawana Jawa Barat, Ketua DPD LBP2 Kota Bandung, Ketua Bidang Pendidikan DPP Paskibar Laskar Kiansantang, Pengurus GLN Gareulis Jabar, Penasehat LSM Prabu, dan aktivis Jurnalistik sebagai Pimpinan Umum Media Online Sambasnews.id.
Kita tunggu dan rindu lahirnya sosok-sosok Guru Milineal seperti Kang Rahmat atau Kang Amat.
(Dadan Sambas)