Kata Bupati Tamba, dengan hadirnya Perumda, diharapkan mampu membeli produk petani, mengolah dan mengeksport produksi petani.“. Perumda ini salah satu sub sektor usahanya dibidang kakao juga. Jadi Perumda berfungsi membeli produk petani dengan sasaran pasar ekport. Buyernya sudah ada, tinggal dimaksimalakan lagi , “ terangnya.
Sementara Kepala Perwakilan Bank Indonesia Propinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan, Kabupaten Jembrana merupakan sentra produksi kakao di Indonesia dengan kualitas telah di akui dunia. Sebagai daerah yang sangat potensial maka penanganannya memerlukan sinergitas dari semua komponen.”Selama ini Jembrana sudah dikenal sebagai salah satu daerah di Indonesia yang memiliki produksi biji coklat bermutu tinggi. Namun untuk produksinya, tidak bisa ditangani sendiri-sendiri , perlu sinergitas baik pemerintah pengusaha, sektor perbankan dan petani itu sendiri,” ujarnya.
Sinergitas kata Trisno Nugroho, penanganannya dimulai dari hulu hingga hilirnya. ”Dihulu, kita mestinya memahami petani kakao itu sendiri. Apa yang mereka butuhkan dalam budidaya kakao itu, apa bibitnya, bagaimana pupuknya termasuk penanggulangan hama dan penyakitnya. Dengan demikian tanaman mereka mampu berproduksi dengan maksimal. Sedangkan di hilirnya, mulai saat ini petani tidak lagi pusing memikirkan pasarnya apalagi telah hadir Perumda di daerah. Cukup para petani tekun, menghasilkan produksi kakao didesanya, sedangkan untuk sektor hilir sudah ada yang membantu, pungkasnya.
(Bgs,eka/hmsj)