Oleh: Rani Prastuti, S.Pd
Guru Bahasa Indonesia SMKN 7 Baleendah
SAMBASNEWS.id – Pendidikan adalah salah satu pilar utama dalam pembangunan suatu bangsa. Guru memiliki peran sentral dalam mengantarkan peserta didik menuju masa depan yang lebih cerah. Namun, sering kali dalam praktiknya, ada guru yang cenderung apatis, kurang bersemangat, dan hanya menjalankan tugas rutin tanpa inisiatif lebih.
Apatis adalah sikap acuh tak acuh atau kehilangan semangat dalam melakukan tugas-tugas sehari-hari.
Dalam konteks pendidikan, apatis guru dapat merugikan peserta didik, sistem pendidikan, dan masyarakat secara keseluruhan. Guru yang apatis mungkin hanya menjalankan kurikulum yang ada tanpa upaya ekstra untuk memahami kebutuhan unik masing-masing siswa. Mereka mungkin tidak selalu mencari cara untuk meningkatkan diri mereka sendiri atau mengembangkan metode pengajaran yang lebih efektif. Ini bisa berdampak negatif pada kemajuan belajar peserta didik dan menciptakan siklus ketidakberhasilan.
Guru yang cenderung apatis, kurang bersemangat, dan hanya menjalankan tugas rutin tanpa inisiatif lebih mungkin menghadapi beberapa tantangan atau masalah yang menyebabkan perilaku ini.
Beberapa faktor yang dapat menjelaskan mengapa guru cenderung apatis adalah :
Pertama, memiliki beban kerja yang berat. Guru seringkali menghadapi tekanan kerja yang sangat tinggi. Mereka harus mengelola kelas yang besar, menyusun rencana pelajaran, menilai pekerjaan siswa, berinteraksi dengan orangtua, dan memenuhi berbagai tugas administratif. Beban kerja yang berlebihan ini dapat membuat beberapa guru merasa terlalu lelah dan stres, sehingga mereka cenderung fokus pada menyelesaikan tugas rutin semata.
Baca berita di halaman selanjutnya…