Sejarah Petilasan Eyang Kuncung Putih Pangeran Kudratullah di Puncak Gunung Susuru

Siapakah Sosok Eyang Kuncung Putih Itu?

Dalam literatur sejarah kerajaan Sunda ditemukan banyak tokoh yang mendapatkan julukan Eyang Kuncung Putih. Namun jika merujuk kepada ceritanya Abah Uloh Hasbuloh yang saat ini sebagai kuncen Gn Susuru maka dapat dipastikan bahwa yang dimaksud Eyang Kuncung Putih disini bukanlah seorang tokoh dari Sunda tapi dari Kerajaan Jawa.

Bacaan Lainnya

Lalu penulis menemukan literasi sejarah lainnya yakni adanya makam keramat di Kp Cidahu Cicurug Sukabumi dimana makam tersebut terkenal dengan nama Eyang Kuncung Putih Pangeran Kudratullah alias Eyang Santri alias Pangeran Djojokusumo yang berasal dari Jawa. Jika menilai dari perjalanannya dari Jawa hingga ke Sukabumi yang menelusuri jalur selatan pulau Jawa dan juga mempertimbangkan periode waktunya maka sangat besar kemungkinan bahwa Pangeran Djojokusumo dalam pelarian menghindar dari kejaran Belanda waktu itu maka ia sempat singgah beberapa lama di puncak Gunung Susuru Bungbulang. Dengan demikian menarik untuk diungkap siapakah sosok Eyang Kuncung Putih yang petilasannya tetap dirawat secara turun temurun mulai dari uyutnya abah Uloh yaitu Eyang Alhipan, lalu ke kakeknya yaitu Abah Marjasih, lalu ke bapaknya yaitu Abah Sarjah dan kini terakhir ke Abah Uloh yang usianya sudah mencapai lebih dari 80 tahun.

Seperti yang diceritakan kuncen bahwa di puncak Gn Susuru ada patilsanna Eyang Kuncung Putih alias Eyang Santri alias Pangeran Djojokusumo, yang konon saat tiba di Gn Susuru berganti nama menjadi Eyang Syekh Leukah Putih.

Pangeran Djojokusumo adalah cucu kandung Pangeran Sambernyowo atau Mangkunegoro I dan anak kandung dari putera Sambernyowo yang bernama Pangeran Prabuamidjojo yang menikah dengan Puteri Ayu Trikusumo puteri Pangeran Cakraningrat penguasa Pamekasan, Madura. Dari pernikahan inilah lahir Pangeran Djojokusumo yang memiliki kekuatan daya pikir dan daya batin yang linuwih.

Pangeran Djojokusumo lahir pada tahun 1770, di masa remajanya ia banyak berguru dengan banyak ulama, bahkan ia sampai belajar mengaji dan mendalami ilmu agama di Pasiriyan, Jawa Timur.

Eyang Kuncung Putih ini merupakan guru dari Paku Buwono I, Mangkunegoro IV, Paku Buwono VI, Paku Buwono IX, Paku Buwono X, Mangkunegoro VII, HOS Cokroaminoto, Dr. Wahidin Sudiro Husodo, D van Hinloopen Labberton, Ing Meyl dan yang terakhir adalah Bung Karno Presiden RI pertama, serta masih banyak tokoh-tokoh bangsa lainnya.

Berita di halaman selanjutnya…

Pos terkait