Tradisi serupa dengan Halal Bihalal diyakini sudah ada sejak masa Mangkunegara I atau yang dikenal dengan Pangeran Sambernyawa. Saat itu, untuk menghemat waktu, tenaga, pikiran dan biaya, setelah salat Idulfitri, Pangeran Sambernyawa mengadakan pertemuan antara raja dengan para punggawa dan prajurit secara serentak di Balai Istana.
Pada pertemuan ini di adakanlah tradisi sungkem atau saling memaafkan. Semua punggawa dan prajurit dengan tertib melakukan sungkem kepada raja dan permaisuri. Apa yang dilakukan oleh Pangeran Sambernyawa itu kemudian ditiru oleh organisasi-organisasi Islam, dengan istilah Halal Bihalal.
Sampai saat ini istilah Halal Bihalal menjadi satu nama yang mengawali kegiatan, diantaranya setelah umat Muslim merayakan hari Raya Idul Fitri, dan tidak terkecuali di sekolah-sekolah pun awal masuk setelah libur Idul Fitri maka hari pertama diisi dengan kegiatan Halal Bihalal.
(Dadan Sambas)