Kegiatan Adat dan Budaya Lokal Nusantara yang Telah Menjadi Tradisi Islam di Indonesia

9. Syawalan Pekalongan

Berbeda dengan yang daerah lain yang menyediakan gunungan hasil bumi, daerah Pekalongan justru menghadirkan lopis raksasa.

Bacaan Lainnya

Tradisi bernama Syawalan ini dilakukan di daerah Krapyak.

Alasan dipilihnya lopis adalah karena makanan berbahan beras ketan ini dapat menjadi simbol persatuan yang erat.

Nantinya, lopis tersebut akan dipotong-potong untuk kemudian dibagikan ke seluruh warga Pekalongan.

10. Tradisi Tabuik

Tradisi Tabuik adalah upacara tradisional masyarakat Bengkulu untuk mengenang kisah kepahlawanan dan kematian Hasan dan Husein bin Ali bin Abi Thalib.

Keduanya merupakan cucu Nabi Muhammad SAW yang telah gugur dalam peperangan di Karbala, Irak pada tanggal 10 Muharam 61 Hijriah (681 M).

Kata Tabuik dari bahasa Arab memiliki arti kotak kayu atau peti kematian.

Awalnya, tradisi Islam di nusantara ini pertama kali dirayakan pada tahun 1685.

Upacara ini dilaksanakan dari 1 sampai 10 Muharram setiap tahunnya.

11. Tradisi Rabu Kasan

Tradisi Rabu Kasan juga termasuk dalam tradisi islam di Nusantara. Adat istiadat lainnya yang juga masih dirayakan adalah tradisi Rabu Kasan yang dirayakan tepatnya hari rabu terakhir di bulan Safar.

Hal ini sesuai dengan namanya, yakni Rabu Kasan berasal dari kata Rabu Pungkasan (terakhir).

Upacara Rabu Kasan awalnya dirayakan di Bangka, namun seiring zaman juga dilakukan di Bogor hingga Gresik.

Perayaan yang bertujuan untuk meminta pertolongan pada Allah SWT, tak lain agar terhindar dari segala musibah dan bencana.

Di Kabupaten Bangka, tradisi ini dipusatkan di desa Air Anyer, Kecamatan Merawang.

Perayaan akan dilakukan pukul 7 pagi yang diramaikan para penduduk setempat membawa makanan dan ketupat tolak bala.

12. Acara Dugderan di Semarang

Tradisi Dugderan masuk dalam deretan tradisi islam di Nusantara, yaitu tradisi khas yang dilakukan oleh masyarakat Semarang, Jawa Tengah.

Berbeda dengan perayaan budaya lain, Dugderan diselenggarakan sebagai penyambutan bulan puasa.

Dugderan biasanya diawali dengan pemberangkatan peserta karnaval dari Balaikota Semarang.

Ritual ini berlangsung setelah salat Asar, dimulai dengan rapat penting untuk menetapkan awal bulan Ramadan tiap tahun.

Baca berita di halaman selanjutnya…

Pos terkait