Kejujuran Intelektual dan Kejujuran Moral

Penulis: Dr. Rd. Ahmad Buchari, S.IP, M.Si.
Kepala Pusat Studi Desentralisasi Dan Pembangunan Partisipasif FISIP UNPAD

SAMBASNEWS.id – ‎“Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah, dan ‎hendaklah kamu bersama orang-orang yang jujur.” (At Taubah: 119)‎

Bacaan Lainnya

Kejujuran adalah mata uang yang berlaku di mana-mana. Demikian ‎sebuah ungkapan bijak menuturkan. Ya, kejujuran adalah sebuah sikap yang ‎menunjukkan jati diri seseorang yang sebenarnya. Seseorang yang senantiasa ‎bersikap jujur baik dalam ucapan maupun tindakan, meskipun pahit dan ‎beresiko, bisa dipastikan bahwa dia memiliki integritas moral yang baik.‎

Dalam salah satu sabdanya, Nabi Muhammad SAW pernah ‎menegaskan, “Hendaklah kalian berlaku jujur, karena kejujuran itu ‎menunjukkan kepada kebaikan, dan kebaikan menunjukkan jalan menuju ‎surga.” (HR. Bukhari)‎

Islam sangat menjunjung tinggi kejujuran. Dalam Islam, sikap jujur ‎‎(shidiq) bahkan menjadi salah satu sifat mutlak seorang Nabi atau Rasul. ‎Orang-orang yang berlaku jujur (shiddiqin), dalam Al-Qur’an disandingkan ‎dengan para Nabi, orang-orang yang mati syahid (syuhada) dan orang-orang ‎sholih.‎

Sebaliknya, kebohongan adalah awal dari sebuah kehancuran. ‎Seseorang yang sudah biasa berbohong, baik dalam ucapan maupun tindakan, ‎pada hakekatnya tengah menjerumuskan dirinya dalam kehinaan. Dia sedang ‎menggali kuburnya sendiri. Karena, serangkaian tindak kebohongan yang dia ‎lakukan, lambat laun pasti akan terbongkar juga. Ibarat kata, sepandai apa ‎pun seseorang menyembunyikan bangkai, lama kelamaan akan tercium juga ‎baunya.‎

Kalau kita lihat dan amati kondisi saat ini, tampaknya kejujuran sudah ‎menjadi barang langka. Demi menjaga citra diri di hadapan publik, dengan ‎dalih gengsi, karena alasan ingin di’anggap’ oleh orang lain, seringkali ‎manusia-manusia modern dewasa ini tidak jujur pada diri sendiri, lebih-lebih ‎kepada orang lain. Mereka lebih senang memakai topeng, daripada ‎menunjukkan wajah aslinya. Padahal, semakin lama topeng-topeng tersebut ‎mereka kenakan, semakin jauh mereka dari jati diri mereka sesungguhnya. ‎Dan, hakekatnya semakin menyiksa diri mereka sendiri karena harus hidup ‎dalam kepura-puraan.‎

Baca berita dihalaman selanjutnya…

Pos terkait