Sementara posisi Airlangga walaupun ketum Golkar, mengalami resistensi yang cukup kuat dari teman koalisinya akibat dari elektabilitas hasil surveynya yang selalu rendah. Begitupun terhadap Ganjar Pranowo, walaupun hasil surveynya tinggi, namun resistensi dari internal partai-partai KIB sangat keras, karena Ganjar adalah kader PDIP, yang sangat loyal terhadap partainya, ironis jika dicalonkan KIB, kemudian terlihat jelas Ganjar diikat kuat bin disandera oleh Megawati agar tidak keluar kandang hingga akhir keputusan pencapresan dari partai moncong putih tersebut.
Jadi dilihat dari posisioning tersebut, betapa besar kans RK di usung KIB menjadi capres, dengan tentunya tinggal mencari pasangan yang paling tepat, sehingga memperkuat karakter Kuda Hitam, yang bisa mengobrak ngabrik pertahanan lawan dalam mencapai kemenangan mutlak. Kuda Hitam dalam dunia politik sesungguhnya diambil dari pola permainan dua kuda dalam catur, yang sangat kuat dan sulit di prediksi arah dan gerak langkahnya oleh lawan. Demikian halnya KIB, jika mencalonkan RK yang mempunyai karakter sebagai Kuda Hitam tinggal dipasangkan dengan Kuda Hitam lainnya untuk saling mengisi, dan tentu saja sangat mudah dibaca, dia adalah AHY.
Prospek Paslon Kuda Hitam RK dan AHY
Dalam satu statement hasil pertemuan para ketum partai di KIB, dengan jubirnya Airlangga, menyatakan sinyalemen akan masuknya satu partai lagi ke KIB, dikatakan Airlangga warnanya sama dengan jaketnya Zulhas, tentu saja sangat mudah dibaca partai apalagi yang sama warnanya dengan PAN kalau bukan Demokrat. Sinyalemen ini sangat nyambung jika dikaitkan tidak adanya titik temu koalisi perubahan Nasdem, Demokrat dan PKS untuk menentukan cawapresnya, dengan kondisi ini, sudah pasti Demokrat secara diam-diam berkomunikasi dengan KIB, mencari alternatif untuk memastikan AHY jadi cawapres sebagai ukuran harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi dari partai biru mercy ini.
Baca berita dihalaman selanjutnya…