Indonesia Harus Beraksi, Bahaya Pecahnya Perang Nuklir Membayangi Ketegangan Rusia VS Ukraina

Bahaya Perang Nuklir
Teuku Rezasyah melihat saat ini dunia sudah muak dengan perang. Dunia internasional saat ini lebih menaruh perhatian kepada masalah bersama seperti perubahan iklim, isu lingkungan, dan peningkatan kehidupan sesuai Sustainable Development Goals. Maka, opsi perang adalah opsi yang tidak bakal diambil. Lalu bagaimana dengan dua negara besar: AS dan Rusia?

“Risikonya terlalu besar, karena masing-masing punya nuklir. AS dan Rusia tidak akan berani. Ini menurut saya hanya sebatas psywar, perang urat saraf untuk menggentarkan saja,” tutur Teuku Rezasyah kepada Perspektif detikcom, Senin (7/2/2022).

Terlebih saat ini, AS bukan lagi negara yang amat sangat populer. AS tidak akan mengambil risiko membela Ukraina, kecuali hanya sebatas mengirim pasukan dan menguji peralatan perangnya, tanpa perang sungguhan melawan Rusia.

“AS tidak berani. Rusia juga sama,” ujar dia.

Ada doktrin berasal dari AS bernama Mutually Assured Destruction (MAD) atau Kesepakatan untuk Saling Menghancurkan. Doktrin ini muncul dari era Menteri Pertahanan AS McNamara tahun ’60-an. Intinya, MAD adalah prinsip pencegahan yang didasarkan pada gagasan bahwa serangan nuklir satu negara adidaya akan dibalas dengan serangan balik nuklir yang luar biasa, mati satu mati semua, hancur satu hancur semua, tak ada pemenang.

Pos terkait