Oleh: Rudianto HS, S.Pd
Kepala SMK Bina Putra KBB
SAMBASNEWS.id – Indonesia telah melangkah maju dengan mengadopsi Kurikulum Merdeka, sebuah inisiatif untuk memberikan kebebasan lebih besar kepada sekolah dalam merancang kurikulum mereka. Dalam kerangka ini, pendekatan konstruktivisme memegang peranan sentral, menciptakan lingkungan belajar yang memfasilitasi pembangunan pengetahuan siswa melalui pengalaman langsung dan partisipasi aktif.
Dalam Kurikulum Merdeka, waktu dan ruang diberikan ke sekolah untuk merancang pembelajaran sesuai kebutuhan lokal dan karakteristik siswa. Pendekatan konstruktivisme sangat relevan dalam memanfaatkan fleksibilitas ini. Guru dapat merancang pengalaman pembelajaran yang mengintegrasikan konteks lokal dan memungkinkan siswa untuk aktif terlibat dalam membangun pengetahuannya.
Konstruktivisme menekankan pada peran aktif siswa dalam membangun pengetahuan mereka sendiri. Dalam konteks Kurikulum Merdeka, pendekatan ini memberikan siswa lebih banyak kendali atas pembelajaran mereka. Siswa tidak hanya sebagai penerima informasi, tetapi juga sebagai konstruktor pengetahuan yang terlibat dalam eksplorasi, diskusi, dan refleksi.
Peran guru dalam pendekatan konstruktivis di Kerangka Kurikulum Merdeka melibatkan lebih banyak aspek sebagai fasilitator dan pemandu. Guru tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga memotivasi dan membimbing siswa dalam proses pembelajaran. Kemampuan guru untuk mendesain pengalaman pembelajaran yang menarik dan relevan menjadi kunci dalam mendukung pendekatan konstruktivisme.
Baca berita di halaman selanjutnya…