SAMBAS NEWS – Ketua Umum Pengurus Pusat Kagama, Basuki Hadimulyono, mengundang tiga orang wakil menteri untuk maju ke podium usai melantik para Pengurus Pusat Kagama periode 2024-2029, Sabtu (14/12) di ruang Balai Senat UGM. Ketiga wakil menteri kabinet Merah Putih tersebut adalah Wamen Komdigi Nezar Patria, Wamen Hukum Edward OS Hiariej, dan Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu. Ketiganya diberikan kesempatan menyampaikan testimoni secara bergiliran. “Kita bersyukur, ada 12 orang anggota Kagama yang duduk di Kabinet untuk berkontribusi di pemerintahan,” kata Anggito, seraya menyebutkan satu persatu-satu nama menteri dan wakil menteri alumni UGM di jajaran Kabinet Merah Putih.
Ketiga wamen ini masuk dalam jajaran pengurus baru PP Kagama. Nezar Patria didaulat sebagai Sekjen Kagama, sementara Eddy Hiarej dan Anggito sebagai anggota Dewan Pakar Kagama. Dalam daftar pengurus baru tersebut, terdapat lebih dari 100 orang yang menjadi pengurus Kagama termasuk diantaranya Mahfud MD, Anies Baswedan, Pratikno, Muhaimin Iskandar hingga Airlangga Hartarto yang masuk dalam jajaran pengurus Dewan Pakar.
Dengan semangat Guyub Rukun Migunani yang selalu diterapkan oleh Kagama, Basuki mengajak seluruh pengurus untuk terus mempererat persatuan, membangun jejaring kuat, dan meningkatkan kontribusi nyata bagi bangsa. “Kita adalah keluarga besar yang guyub dan rukun. Dengan jumlah alumni Gadjah Mada yang kini mencapai lebih dari 400 ribu orang, ini merupakan potensi besar untuk membangun jejaring yang kuat dan memberikan manfaat luas,” ujar Basuki.
Ia juga menyampaikan bahwa langkah pertama kepengurusan baru adalah melakukan konsolidasi. Ia berharap kepengurusan periode ini dapat membangun struktur yang kokoh dan solidaritas yang merangkul semua anggota. Basuki juga menekankan pentingnya merekatkan kembali hubungan yang sempat renggang antara alumni dengan almamater. Hal ini, menurutnya, akan menjadi salah satu prioritas utama selama masa jabatannya. “Kagama adalah lebih dari sekadar organisasi. Sebagaimana disampaikan oleh para pendiri sebelumnya, Kagama ini adalah keluarga, bukan hanya sekumpulan individu atau organisasi formal. Kita harus tetap menjadi keluarga besar alumni Gadjah Mada yang guyub dan rukun,” tutur Basuki.