Oleh : Dewi Ratna KS, M.Pd
Kepala SMPN 10 Cimahi
SAMBASNEWS.ID – Ketika kita mendengar istilah Sunda imajinasi kita akan terarah pada sekelompok masyarakat yang menempati wilayah Jawa bagian Barat, sehingga daerah ini lebih dikenal pula dengan tanah Pasundaan atau Pasundan. Sebagai Urang Sunda, masyarakat tersebut terikat oleh satu budaya yang berlaku secara turun temurun yang disebut juga dengan Budaya Sunda. Menurut Koentjaraningrat setiap budaya memiliki tiga wujud yaitu berupa ide atau gagasan, tata laku dan wujud yang berupa material seperti karya seni, dan bahasa.
Begitu pula dengan budaya Sunda, memiliki tiga wujud ini dan ketiganya akan tertuang pada nilai-nilai budaya itu sendiri Nilai – nilai budaya sunda dipelajari, dipahami, dan dipraktekan dalam kehidupan sehari hari oleh komunitas di tatar Pasundan dan menuntun pola serta tata cara hidup orang sunda itu sendiri. Implementasi dari nilai budaya sunda yang dilakukan secara konsisten pada akhirnya akan membentuk karakter yang khas yaitu karakter yang Nyunda, artinya orang sunda yang berpegang teguh pada adat istiadat lehuhurnya.
Hal ini menjadikan orang sunda dikenal dengan watak dan etos Cageur, Bageur, Bener, Pinter, tur singer. Etos dan watak tersebut memiliki arti sebagi berikut :
Cageur, artinya sehat yang dapat dijabarkan sehat secara lahir batin, sehat dalam berfikir, sehat dalam bertintak dan betutur kata.
Bageur, artinya baik dan tidak memiliki pikiran jelek, baik terhadap sesama, penuh kasih sayang, memiliki etika dan moral, sehingga memiliki rasa tepa salira dan tidak merugikan orang di sekitarnya.
Bener, artinya jujur, taat pada aturan, amanah, memiliki sifat religius.
Pinter, artinya cerdas, bertindak dilandasi oleh ilmu, bijaksana dan selalu berkhusnuzon.
Singer, artinya terampil, cekatan dalam bertindak, teliti, terbuka terhadap kritik, mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi atau golongan.
Mantap Bu