Anomali Organisasi Dalam Lingkaran Oligarki Kekuasaan Politik

Setiap organisasi tentu mempunyai pandangan dan cara berpolitik yang berbeda dengan ragam klasifikasi berikut; Organisasi yang lugas dan tegas dalam menyatakan sikap politik praktisnya, Organisasi yang cenderung argumentatif dan berjarak dengan kekuasaan, dan ada organisasi yang secara historis tegak menjunjung landasan dasar berorganisasi.

Sebagai contoh Muhammadiyah, organisasi yang telah lahir dari rahim pemikiran Kiai Ahmad Dahlan tahun 1912. Organisasi yang lebih dulu hadir jauh sebelum negara Republik Indonesia terbentuk, telah menunjukkan sikap tegas dan instruktif dalam menyatakan sikap politiknya di kontestasi pemilu 2024.

Bacaan Lainnya

Hal senada juga disampaikan Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed. (Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah) yang melakukan konferensi pers dengan lugas memberikan kewenangan individu pada setiap tokoh dan anggota Muhammadiyah dalam mendukung salah satu pasangan calon presiden. Dengan tetap menjunjung tinggi sikap toleransi dan bertanggung jawab untuk tidak menggunakan fasilitas organisasi dalam kegiatan politik praktis.
Sifat pernyataan ini mengatur dan berkordinasi agar tidak terjadi disintegrasi antar anggota Muhammadiyah. Khususnya dalam berprilaku sebagai masyarakat yang aktif berpolitik dalam konteks sebagai warga negara Indonesia dengan tetap teguh menjaga nilai dan marwah Muhammadiyah.

Berikut pernyataan tentang Marwah Persyarikatan Muhammadiyah “Jaga marwah Muhammadiyah. Jangan jadikan gedung, atribut, dan fasilitas milik persyarikatan menjadi arena kegiatan politik partisan dan gerakan politik kepentingan yang tidak sejalan dengan karakter Muhammadiyah. Segenap kader, lebihlebih pimpinan di seluruh tingkatan dan organ Persyarikatan mesti konsisten memedomani kepribadian, khittah, dan ketentuan organisasi. Tidak bertindak sendiri dengan menyalagunakan dan merugikan organisasi.”

Statemen tegas adalah himbauan kepada seluruh pimpinan dan anggota Muhammadiyah agar bersama-sama menjaga Muhammadiyah dan saling mengingatkan satu dengan yang lainnya. Sikap netral ini menunjukkan jati diri Muhammadiyah yang tidak akan terbawa oleh arus politik partisan.

Baca berita di halaman selanjutnya…

Pos terkait