Anomali Organisasi Dalam Lingkaran Oligarki Kekuasaan Politik

Muhammadiyah merupakan organisasi yang menisbatkan diri sebagai pengikut ajaran Nabi Muhammad SAW, membawa misi Rahmatan lil’alamin dengan terus memberikan sumbangsihnya untuk sesama dan lingkungan sekitar. Sejak kelahiran Muhammadiyah, Kiai Ahmad Dahlan banyak menginspirasi tokoh di masa pergerakan Indonesia. Termasuk Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno.

Dalam sambutannya di resepsi Muktamar Muhammadiyah Setengah Abad di Gelora Bung Karno (25 November 1962), dia bercerita jika sejak usia 15 tahun telah terpukau kepada Kiai Ahmad Dahlan yang sering datang ke Surabaya. Bertemu Umar Said Cokroaminoto dan mengisi acara Tabligh di beberapa masjid termasuk di Kampung Peneleh, yang kala itu Soekarno tinggal di rumah Umar Said Cokroaminoto.

Bacaan Lainnya

Soekarno dalam sambutannya juga mengatakan kalau dia anggota Muhammadiyah, dan Soekarno heran karena sejak menjadi Presiden Republik Indonesia tidak pernah sekalipun ditagih kontribusi oleh Muhammadiyah. Hingga kemudian dia berkata dalam bahasa Belanda “met terugwerkende kracht” artinya sejak sambutan itu, Soekarno ingin ditagih kontribusinya kepada Muhammadiyah.

Terkait Soekarno dan Muhammadiyah menunjukkan bahwa posisi nyata organisasi Muhammadiyah dalam geliat godaan kekuasaan. Muhammadiyah tetap dalam jalur perjuangannya tanpa menagih kontribusi seorang anggota Muhammadiyah yang mempunyai kekuasaan. Persyarikatan Muhammadiyah tetap teguh menjalankan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah dalam setiap hembusan geliat kekuasaan. Anomali organisasi semoga tidak terjadi dalam setiap ceremony politik lima tahunan di Negeri Indonesia yang kita cintai ini.

(Red)

Pos terkait