Bandung Barat, Sambasnews.id – Kabupaten Bandung Barat memiliki banyak potensi wilayah yang dapat dikembangkan sebagai aset yang berorientasi pada peningkatan PAD lokal dan Daerah.
Hal ini sangat rasional karena KBB memiliki bentang alam yang indah dengan berbagai jenis karakter serta aset-aset bangunan dan infrastruktur zaman penjajahan.
Salah satu aset bangunan bersejarah itu diantaranya Benteng Pasir Gagak/Gedong Dalapan yang berlokasi di Kampung Pasir Gagak, Desa Karang Anyar, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat,
Benteng yang dibuat oleh Pemerintah Kolonial Belanda pada abad ke 19 awal tepatnya pada tahun 1900-1905 berada di ketinggian 764 Mdpl dengan material Pondasi Batu Dan Cor.
Adapun luas komplek Benteng Pertahanan ini kurang lebih 25 Ha.
David Riksa Buana Ketua LSM Trapawana Jawa Barat mengatakan bahwa benteng tersebut dibangun dengan tujuan untuk mengawasi dan menjaga aset Pemerintah Kolonial Belanda kala itu, diantaranya :
1. Markas Pasukan Elit Belanda / Korps Speciale Troepen (KST) di Batujajar
2. Gedung Radio Pertama Di Indonesia, Radio Tjililin
3. Perkebunan Pasir Benteng
4, Perkebunan Tjidawal ( Rongga )
5. Perkebunan Montaya ( Gunung Halu ).
Selain itu David mengatakan bahwa ada Fakta terpenting bahwa benteng ini adalah saksi bisu kekejaman “Westerling”
Westerling adalah Komandan KST yang bermarkas di Batujajar, ia pernah tinggal di salah satu Rumah Dinas di Komplek Radio Tjililin.
Selain itu Ia bersama pasukan KST nya sempat memburu dan membantai warga dan pejuang setempat sampai ke Wilayah Pasir Angin di Rongga.
Apa yang dilakukan oleh LSM Trapawana adalah sebagai bentuk pengejawantahan dari Undang-undang, Nomor 11, Tahun 2010, tentang Benda Cagar Budaya.
Selama rentang 2012 sampai hari ini LSM Trapawana Jawa Barat terus memantau, memperhatikan dan mengawasi keberadaan Benteng Benteng bekas Pertahanan Belanda yang jumlahnya cukup fantastis dan semua berada di dalam wilayah administrative Kabupaten Bandung Barat, ungkap David.
(Kang Amat)