Sebenarnya baling-baling bisa diputar menggunakan tangan atau gowesan sepeda. Namun, butuh tenaga yang cukup banyak dan melelahkan.
“Ada satu alat yang bisa mencapai hasil maksimal yakni dengan menggunakan motor. Kojing ditempelkan dengan roda belakang sepeda motor pakai as. Nanti saat motor digas, bisa menghasilkan putaran lebih dari 3.500 rpm. Bahkan hasil tekanannya bisa mencapai 5 bar,” ungkap Cecep.
Kojing adalah salah satu bagian dari program Sprinkler Warga. Sementara Sprinkler Warga merupakan cara Diskar PB memanajemen air di rumah-rumah warga saat terjadi kebakaran.
“Kita buat instalasi airnya. Alat yang bisa menciptakan tekanan itu cuma pompa. Di sinilah kojing dibutuhkan. Sehingga saat terjadi kebakaran, kita tidak bingung lagi harus cari air di mana. Alatnya pun sudah tersedia yakni kojing. Masyarakat bisa lebih cepat memadamkan api sebelum petugas datang,” tuturnya.
Sebab menurut Cecep, prinsip dalam memadamkan api bukan karena volume, tapi tekanan air, Jika ada satu toren di rumah yang digunakan untuk sprinkler, bisa memadamkan api selama 4 menit dengan bantuan kojing.
“Bahkan kita pernah juga padamkan api itu dengan air selokan. Jadi ini memang bukan masalah volume air. Tapi dengan adanya sprinkler warga, kita jadi lebih mempersiapkan sumber air jika terjadi kebakaran,” jelasnya.
Sampai saat ini Kojing sudah tersedia di 199 RW. Lalu tahun 2022 ada di 20 RW, dan tahun 2021 ada di 5 RW. Totalnya 224 RW di Kota Bandung sudah memiliki Kojing dan sprinkler warga.
Baca berita di halaman selanjutnya…