BANDUNG, SAMBASNEWS.ID – Ketua Forum Aksi Guru Indonesia (FAGI) Iwan Hermawan, Ketua Forum Orang Tua Siswa (FORTUSIS) Dwi Soebawanto, serta Sekjen Gerakan Masyarakat Pemantau Pendidikan Untuk Reformasi (GEMPPUR) Dadan Sambas, menyampaikan evaluasi berkaitan dengan PPDB 2022 sebagai berikut:
Pertama tentunya kami berikan apresiasi kepada Dinas Pendidikan Jawa Barat khususnya dan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat yaitu Bapak Gubernur, karena umumnya pelaksanaan PPDB 2022 ini berhasil dilaksanakan dengan baik, dengan adanya sosialisasi sesuai dengan keterbukaan informasi kepada masyarakat berkaitan dengan PPDB hingga masyarakat bisa melihat langsung informasi yang disampaikan lewat media sosial termasuk juga keterbukaan tentang kuota yang disiapkan khususnya kuota yang online, yang bisa dilihat di website Disdik.
Tentunya ketika keterbukaan informasi ini berdampak pada masyarakat jadi tahu berapa sebetulnya kuota yang dibuka tiap sekolah, namun demikian beberapa masyarakat melihat kondisi yang ada di dalam PPDB online ada yang dicurigai, misalkan satu sekolah kuotanya kurang dari 300 siswa di PPDB online, padahal di kuota siswa bisa menampung 360 siswa, berarti kalau memang data online seperti itu harus sesuai dengan jumlah siswa per rombel antara 20 – 36 siswa, dan pada kenyataannya setelah digabung dengan PPDB offline, penerimaan peserta didik baru malah menerima 10 kelas atau 360 atau bahkan ada yang 12 rombel. Ini yang jadi persoalan bagi masyarakat, berarti di sekolah sudah menyiapkan titipan jadi analoginya di supermarket pembeli akan menitipkan barang, karena sudah dititipkan maka loker khusus pun sudah disiapkan dan tidak dimasukkan dalam PPDB online.
Baca berita dihalaman selanjutnya…