Bandung, Sambasnews.id – Terminal Leuwipanjang Kota Bandung bakal memiliki fasilitas seperti bandara pada tahun 2022 mendatang. Saat ini progres pembangunannya telah mencapai 96 persen.
Perlu diketahui, saat ini Kementerian Perhubungan tengah merevitalisasi Terminal Leuwipanjang.
Nantinya Terminal Leuwi Panjang akan menjadi percontohan terminal tipe A yang akan terlihat seperti Terminal Bandara.
Terminal Leuwipanjang memiliki luas 3,2 hektar. Sedangkan gedungnya dibangun di lahan sekitar 5.000 m2. Rencananya diresmikan oleh Menteri Perhubungan pada Januari 2022, setelah itu baru bisa dioperasionalkan.
“Di sini saya melihat juga kesiapan Terminal Leuwipanjang untuk Nataru nanti. Tapi sambil lihat progres pembangunan Terminal yang barunya juga,” ucapnya.
Menurutnya, jika Terminal Leuwipanjang ini sudah rampung, para calon penumpang akan merasa nyaman dengan berbagai fasilitasnya sejak kedatangan, counter check formulir tiket, lalu di ruang tunggu juga, hingga keberangkatan yang sudah terpisah.
“Jadi Insyaallah akan nyaman, aman juga buat buat calon penumpang nantinya,” katanya.
Ia pun mengungkapkan dengan revitalisasi terminal ini juga merupakan ikhtiar memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat sebagai pengguna transportasi.
“Kita berharap terjadi pengurangan penggunaan kendaraan pribadi. Jadi semakin banyak juga orang menggunakan transportasi publik, transportasi umum,” katanya.
Yana mengatakan, selama pandemi, Terminal Leuwipanjang sekitar 30-40 persen armada masih berjalan. Meski pun dengan jumlah penumpang yang dibatasi hanya 30 persen.
“Jadi armadanya juga dari 600 unit, sekarang 400 unit. Itu sudah luar biasa,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Terminal, Koordinator Satuan Pelayanan (Korsatpel) Leuwipanjang, Asep Hidayat mengatakan, revitalisasi Terminal Leuwipanjang ini akan menjadi terminal percontohan di Jawa Barat.
Terminal ini termasuk yang melayani Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP), dimana AKAP itu yang akan menghubungkan Antar Provinsi semua jadi simpul antar provinsi di Jawa Barat.
“Kementerian Perhubungan merevitalisasi pelayanannya seperti bandara. Kita siapkan ruang istirahat sopir dan kondekturnya. Kemudian musala, toilet, dan wastafelnya semua disiapkan,” katanya.
“Semua penumpang AKAP dan AKDP dipisahkan, dan rencananya tidak hanya menaikkan-menurunkan penumpang, itu perencanaan dari Kementrian Perhubungan, tapi fungsi lainnya juga kena,” lanjutnya.
Terminal Leuwi Panjang tersebut memiliki tiga lantai, di lantai 1 ada Gedung A dan Gedung B, untuk menaikkan penumpang yang datang dan penumpang yang berangkat. Gedung A untuk AKAP, sedangkan di gedung B untuk AKDP.
Dari lantai 1 bermuara ke lantai 2 tempat tenant-tenant berada. Untuk menyebrang dari Gedung A ke Gedung B atau sebaliknya, para penumpang juga tidak bisa menyebrang langsung karena harus steril sebagai perlintasan bus.
Asep merencanakan di lantai 3 yang memiliki lahan sekitar 1000 meter persegi akan dibuat mini soccer untuk sarana olahraga, kemudian coffee shop sebagai tempat nongkrong anak muda.
“Di rooftop itu nanti di atas itu lantai 3 bisa lihat pemandangan Tangkuban Perahu dan Lembang, Jadi fungsi-fungsi terminal itu tidak hanya menaikkan menurunkan penumpang,” katanya.
“Makanya yang tidak terpakainya 1000 meter nya dibuat mini soccer atau juga lainnya bisa buat hotel, penginapan atau gedung serbaguna tergantung investor yang masuk,” lanjutnya.
Ia menambahkan, bus dengan tujuan ke bandara yang asalnya di Caringin akan dipindahkan ke Terminal Leuwipanjang.
“Karena sekarang lihat ada flyover Kopo mungkin perjalanannya cepat, tidak terganggu dengan kemacetan. Ada juga penambahan trayek, sepertinya Lintas Sumatera Padang, Bandung Padang, Bandung Palembang, Bandung Aceh itu mau ke sini semua,” katanya.
“Jadi tidak ada bus di bahu Jalan Soekarno. Kita tawarkan untuk masuk terminal, supaya administrasi, teknis laik jalannya kita terawasi, penumpangnya tertib, naik turunnya semua di terminal,” ucap Asep.
(Red)