FDG Lintas Forum Masalah Sampah Kota Bandung

Bandung, Sambasnews.id – Permasalahan sampah yang akhir-akhir ini menjadi issue serius bagi seluruh kota/kabupaten di Jawa Barat. Permasalahan bersama dan kuncinya harus diselesaikan secara bersama juga, seluruh element masyarakat baik SKPD maupun masyarakat umum.

Sehubungan dengan masalah sampah sudah memasuki ruang kedaruratan maka pada hari ini Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK)

Bacaan Lainnya

Permasalahan sampah yang akhir-akhir ini menjadi issue serius bagi seluruh kota/kabupaten di Jawa Barat sehubungan dengan ditutupnya TPA secara sementara.

Permasalahan sampah merupakan milik bersama dan kuncinya harus diselesaikan secara bersama juga, seluruh element masyarakat baik SKPD maupun masyarakat umum.

Sehubungan dengan masalah sampah sudah memasuki ruang kedaruratan maka pada hari ini (9/11) Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) mengadakan FDG dengan beberapa pihak yang memiliki peranan strategis untuk mencari solusi atas masalah yang dihadapi.

Hadir dalam kegiatan FGD ini dari Forum RW Kota Bandung, Forum Lurah, Forum Camat, Karang Taruna Kota Bandung, Perwakilan dari Ormas Keagamaan Muhammadiyah, Perwakilan BJBS dan Forum Gerakan Sesa Nyaba Serta Timjak Walikota Bandung.

Dudi Prayudi, S.T, M,T Kadis LHK Kota Bandung

Dudi Prayudi, S.T, M,T Kadis LHK Kota Bandung mengatakan bahwa permasalahan sampah yang terjadi beberapa hari ini merupakan hal yang perlu perhatian serius dari semua pihak.

Manakala kita dibatasi untuk membuang sampah ke TPA Sarimukti karena keterbatasan BBM untuk Loader.Pergerakan mobilisasi pelayanan sampah dari Kota Bandung pun menjadi tidak seperti biasanya.

Biasanya Kota Bandung membuang sampah 253 Dum Truk sekarang hanya 145, selain itu banyak hal yang membuat kita tidak bisa bergerak normal diantaranya hambatan ada pengecoran jalan di daerah Citatah, Jeleknya akses jalan ke TPA Sarimukti serta waktu pelayanan yang berkurang.Biasanya waktu pelayanan dari pukul 04.00-18.00, sekarang dari pukul 08.00-16.00.
Selain itu untuk hari Sabtu dan Minggu tidak ada pelayanan pembuangan sampah tegas Dudi.

Dalam FGD itu disepakati agar masyarakat sudah harus “Memaksakan” diri untuk mulai memilah sampah antara sampah basah dan sampah kering.Penekanan ini sangat perlu karena beban tonase sampah yang dibuang hampir 50%-60% merupakan sampah rumah tangga.

Selain tuntutan kepada pihak masyarakat untuk mulai memaksakan diri belajar memilah, pemerintah pula dihadapkan untuk mencari alternatif terhadap sampah yang sekarang tidak dapat diangkut ke lokasi TPA.

Pemanfaatan lahan terbuka yang aman dan nyaman sebagai TPA Sementara serta mencari teknologi tepat guna dan ramah lingkungan untuk pemusnahan sampah menjadi target yang sangat urgent dipikirkan dan dieksekusi oleh pemerintah.

Penyelesaian permasalahan sampah memerlukan sinergitas dan kolaborasi semua unsur.Egosentris harus dikesampingkan karena tuntutan hadirnya budaya baik jauh lebih berharga dari sekedar memikirkan dampak finansial dari sampah.

Keberadaan Forum yang hadir menjadi energi dalam mempercepat gerakan baik pengelolaan sampah.
Keterlibatan masing-masing Forum dengan jaringannya merupakan modal/aset dari upaya percepatan hadirnya solusi.

Monitoring dan Evaluasi yang selama ini menjadi kendala dari setiap program dapat terselesaikan karena masing-masing Forum memiliki jaringan sampai ke tingkat grassroot.

Gelora gerakan pengelolaan sampah pun harus menyentuh seluruh aspek kegiatan masyarakat baik itu di ruang dakwah, sosial, ekonomi, kesehatan, seni budaya bahkan pendidikan sekali pun.

Tidak ada kata terlambat termasuk disaat pandemi karena sejatinya perubahan itu adalah hal yang alami dan kita harus mampu menyesuaikannya.

(Kang Amat)

Pos terkait