Sedangkan dr. Pandega Gama Mahardika mengatakan bahwa kebijakan yang sudah dikeluarkan pemerintah sudah baik namun belum bisa optimal dikarenakan perlu dukungan dari semua stakeholder. “Kebijakan kendaraan listrik belum bisa memaksimalkan penurunan polusi udara karena kalau dilihat lebih jauh EV atau electric vehicle juga dihasilkan dari batubara, sehingga hanya memindahkan sumber polusi dari jalan ke tempat-tempat pembangkit listrik dan energi. Meskipun secara jangka Panjang bagus karena EV lebih efesien energi”.
Sebelum ditutup, Ketua umum PP KAMMI Zaky Ahmad Riva’i berpesan kepada masyarakat dan seluruh kader KAMMI untuk menjaga diri dan meminimalisir polusi dari diri sendiri sehingga tidak zalim pada orang lain. “Utamakan naik transportasi umum, selain mengurangi polusi, juga terhindar dari kemacetan. Nah seharusnya kebijakan pemerintah juga berfokus pada transportasi umum yang mudah diakses dan harganya terjangkau. Dan ini harusnya tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Sebelum provinsi lain ikut menjadi korban polusi udara karena industri dan penggunaan kendaraan pribadi yang tidak terkontrol”, ucap Zaky.
Diskusi yang digelar Sabtu, 2 September 2023 ini berlangsung hangat dengan diskusi dan saling berbagi informasi antara narasumber dan peserta, tercatat hingga pukul 22.20 WIB diskusi selesai masih banyak perserta yang ingin bertanya. Sementara itu, hingga turunnya berita ini pemerintah telah mencoba menggunakan berbagai cara untuk menurunkan polusi udara dimulai dari razia uji emisi, WFH, penyemprotan jalan, hujan buatan hingga pemberhentian perusahaan yang diduga menjadi dalang polusi udara. Namun, hingga saat ini menurut situs pemantau IQAir, indeks kualitas udara (AQI) di ibu kota selalu berada di kategori merah dan oranye – tidak sehat dan tidak sehat bagi kelompok sensitif.
(Mang Sambas)