BANDUNG, SAMBASNEWS.ID – Kondisi plat kiri dan kanan pagar jembatan penyeberangan dan food court di Taman Kota Kuningan sampai saat ini belum terpasang.
Berdasarkan informasi hal ini terjadi karenadisebabkan keterbatasan anggaran.
Anggota Fraksi Gerindra DPRD Kuningan, Sri Laelasari mengatakan, kalau benar keterbatasan anggaran berarti ketidaksiapan pemerintah karena segala bentuk kegiatan pembangunan sudah disusun dalam Rencana Kerja Anggaran (RKA) yang disahkan DPRD.
Adapun penataan Taman Kota bersumber dari anggaran pemerintah sebesar Rp23,3 Miliar. Selain itu pula APBD Kuningan TA 2020 untuk renovasi fasilitas Masjid Sy’iarul Islam Rp500 juta.
“Penataan Taman Kota belum 6 bulan masih tanggung jawab pihak rekanan atau kontraktor. Kalau alasan refocusing anggaran karena pandemi Covid-19 itu tidak tepat,” tegas Sri.
Terkecuali, imbuhnya, jika anggaran pemasangan flat kiri dan kanan pagar jembatan penyeberangan tidak tercantum dalam anggaran biaya penataan Taman Kota, kemungkinan akan dilakukan evaluasi.
“Karena dalam program pembangunan infrastruktur ada masa evaluasi, mungkin pemerintah akan mengusulkan penambahan anggaran setelah dilakukan evaluasi,” katanya.
Menyikapi usulan warga masyarakat agar pagar jembatan penyeberangan dan food court ditutupi papan reklame oleh pihak swasta, dengan kata lain disewakan, ia tidak setuju karena dikhawatirkan akan merusak eatetika.
Dirinya justru lebih sepakat apabila space tersebut dipergunakan untuk mempromosikan produk khas Kuningan atau visualisasi keindahan alam Kuningan ataupun produk khas Kabupaten Kuningan, terutama yang dihasilkan oleh UMKM perlu didorong promosinya. Misalnya ada Batik Kuningan maupun Kopi Kuningan dan produk lainnya yang bisa mendongkrak penjualan para UMKM.
“Atau bisa juga penutup pagar itu adalah lukisan Gunung Ciremai dengan berbagai keindahan alam yang menjadi destinasi wisata dan spirit Visi Kuningan MAJU (Ma’mur, Agamis, Pinunjul) Berbasis Desa 2023,” pungkas Sri.
(Kang Amat)