Kupat merupakan makanan yang terbuat dari beras dan dibungkus anyaman (longsong) dari janur kuning atau daun kelapa yang masih muda.
Sampai saat ini ketupat menjadi maskot Hari Raya Idulfitri karena sebagai makanan khas Lebaran.
Tradisi membuat kupat, yang diprakarsai oleh para Wali, dijadikan sarana untuk syiar agama.
Oleh sebagian besar masyarakat, kupat juga menjadi singkatan atau di-jarwo dhosok-kan menjadi rangkaian kata yang sesuai dengan momennya yaitu Lebaran.
Kupat adalah singkatan dari ngaku lepat (mengakui kesalahan) dan menjadi simbol untuk saling memaafkan.
Membuat makanan ini menjadi tradisi Islam di nusantara.
3. Tradisi Sekaten di Surakarta dan Yogyakarta
Tradisi Islam di nusantara lainnya adalah Sekaten. Tradisi Sekaten dilaksanakan setiap tahun di Keraton Surakarta Jawa Tengah dan Keraton Yogyakarta.
Tradisi ini dilestarikan sebagai wujud mengenang jasa-jasa para Walisongo yang telah berhasil menyebarkan Islam di tanah Jawa.
Peringatan yang lazim dinamai Maulid Nabi itu oleh para wali disebut Sekaten, yang berasal dari kata Syahadatain (dua kalimat Syahadat).
Tradisi ini sebagai sarana penyebaran agama Islam yang pada mulanya dilakukan oleh Sunan Bonang.
Dahulu, setiap Sunan Bonang membunyikan gamelan diselingi dengan lagu-lagu yang berisi ajaran agama Islam.
Serta setiap pergantian pukulan gamelan diselingi dengan membaca syahadatain.
Sekaten diselenggarakan untuk melestarikan tradisi para Wali dalam memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.
4. Tradisi Grebeg di Jawa
Grebeg juga termasuk dalam tradisi Islam di nusantara. Tradisi Grebeg adalah untuk mengiringi para raja atau pembesar kerajaan.
Grebeg pertama kali diselenggarakan oleh keraton Yogyakarta oleh Sultan Hamengkubuwono ke-1.
Grebeg dilaksanakan saat Sultan memiliki hajat dalem berupa menikahkan putra mahkotanya.
Grebeg di Yogyakarta diselenggarakan tiga kali setahun, tepatnya pada Bulan Syawal, Dzulhijjah, dan Rabiul Awwal.
Pertama, Grebeg Pasa-Syawal diadakan setiap tanggal 1 Syawal bertujuan untuk menghormati Bulan Ramadan dan Lailatul Qadr.
Kedua, Grebeg Besar, diadakan setiap tanggal 10 dzulhijjah untuk merayakan hari raya kurban.
Ketiga, Grebeg Maulud setiap tanggal 12 Rabiul awwal untuk memperingati hari Maulid Nabi Muhammad SAW.
Selain kota Yogyakarta yang menyelenggarakan pesta Grebeg adalah kota Solo, Cirebon dan Demak.
Baca berita di halaman selanjutnya…