Melalui Pengembangan AWAS SIKOMA, Ngatiyana yakin akan dapat mengatasi permasalahan sampah, “Walaupun dibutuhkan waktu, tapi saya yakin akan ada perubahan perilaku, sehingga nantinya dari urusan sampah ini pelan-pelan akan banyak timbul jenis usaha dan wirausahawan baru,” tandasnya.
RW 18 Kelurahan Cipageran ini menjadi pilot project untuk Program Pengembangan AWAS SIKOMA di Kota Cimahi. Untuk ke depannya, Ngatiyana menyatakan akan melakukan hal serupa di RW-RW lainnya se-Kota Cimahi.
“RW-RW lain sudah ada yang melaksanakan, sebagai pilot project-nya ada di RW 18 nanti akan ditularkan ke RW yang lain. Walaupun sebagian RW-RW sudah ada yang memproduksi namun belum optimal seperti ini, mudah-mudahan nanti dikembangkan melalui pelatihan-pelatihan semoga nanti menyebar di seluruh Kota Cimahi sehingga membantu mengurangi sampah di Kota Cimahi,” harap Ngatiyana.
Pengelolaan sampah di RW 18 Kelurahan Cipageran Kecamatan Cimahi Utara telah dilakukan secara mandiri oleh warga. Warga secara aktif memilah dan mengolah sampah rumah tangga dengan budidaya maggot yang ramah lingkungan. Setiap bulannya RW. 18 Cipageran bisa menghasilkan 100 kg lele segar yang sebagian hasilnya dibagikan secara gratis kepada warga dan sebagian lagi diolah menjadi produk olahan.
Baca berita dihalaman selanjutnya…