SAMBASNEWS.id – Ketua Umum Paguyuban Paguron Seni Penca Tradisional (Papag Setra) Indonesia, Asep B Kurnia atau Aa Maung menilai upaya pelestarian penca tradisional harus dilakukan secara komprehensif.
Menurut Aa Maung, Senin (19/06/2023). Penca tradisional tidak bisa dilestarikan hanya dengan lomba atau pasanggiri saja.
Aa Maung menilai peningkatan kesejahteraan paguron kerap kali terlewatkan saat membahas upaya pelestarian penca tradisional. Hal ini pula ungkap Aa Maung mendasari lahirnya Papag Setra Indonesia.
”Paguron kudu hirup jeung hurip, penca pasti hirup (Paguron harus hidup dan sejahtera, penca tradisional pasti hidup, red),” tegas Aa Maung saat memberikan sambutan usai pelantikan DPP Papag Setra Indonesia di Pendopo Kota Bandung belum lama ini.
Menurut Aa Maung, dirinya mengetahui secara persis kebutuhan para paguron. Hal ini pula yang menjadikan Papag Setra Indonesia, meski baru berdiri sudah diikuti oleh sebanyak 414 paguron dan 3.500 orang penggiat penca tradisional.
Tak hanya itu, saat ini sudah terdapat 23 Dewan Pimpinan Daerah (DPD) yang tersebar di wilayah Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta.
Saat ini, kata Aa Maung, selain akan menggelar pasanggiri dan festival penca, Papag Setra juga akan mengembangkan potensi UMKM di setiap paguron.
”Tanggal 1 Juli 2023 nanti, kami akan menggelar Bazaar UMKM produk paguron,” jelas Aa Maung.
Berbagai produk UMKM dari paguron yang akan ditampilkan diantaranya kendang, saron, goong, kerajinan kulit hingga produk makanan.
Aa Maung pun berpesan kepada paguron-paguron yang ada di Papag Setra Indonesia untuk bisa saling memberdayakan.
”Misal, kalau paguron ini ada yang butuh kendang, belinya dari paguron anggota Papag Setra yang bikin kendang. Jangan dulu dari luar,” jelas Aa Maung.
Smart Community
Aa Maung juga menjelaskan mengenai perbedaan antara Papag Setra Indonesia dengan lembaga lainnya.
Simak liputan Papag Setra di Sambasnews Channel
Pelantikan Pengurus Papag Setra Indonesia, Lestarikan Penca Dengan Konsep Smart Community
Menurut dia, Papag Setra Indonesia akan menerapkan Smart Community. Dalam konsep Smart Community ini, kata Aa Maung, Papag Setra Indonesia melakukan pendataan secara detail mengenai identitas paguron hingga pendekar, guru dan murid.
”Data ini bisa dilihat langsung di website resmi Papag Setra,” tambah Aa Maung.
(Mang Sambas)