KPAI Desak Pemprov DKI Jakarta Lindungi Anak-anak Rusun Marunda Dari Pencemaran Abu Batu Bara

“Dengan mata berkaca-kaca dan suara serak, sang ayah menceritakan bahwa anak-anaknya menjadi tidak nyenyak tidur pada malam hari karena rasa gatal yang tidak tertahankan, bahkan sang anak pernah berkata sudah tidak kuat lagi”, kisah Retno.

Seorang ibu dari 4 orang anak yang diantaranya ada yang berkebutuhan khusus (autis) dan sensitive dengan udara kotor terpaksa dititipkan kepada neneknya. Si ibu juga mengatakan bahwa saat memasak, makanan juga sudah terkontaminasi dengan abu batubara.

Bacaan Lainnya

Cerita mengenaskan menimpa seorang anak yang terpaksa harus ganti kornea mata dari donor mata. Hal tersebut bermula pada tahun 2019, si anak yang kerap bermain di RPTRA mengku matanya sakit dan mengeluarkan air terus. Dia mengucek matanya karena gatal dan diduga kuat partikel halus dari abu batu bara mengenai mata si anak. Mata bernanah dan terus mengeluarkan air. Perawatan mata dilakukan oleh RSCM dalam jangka lumayan panjang, sampai akhirnya dokter menyatakan sudah rusak total dan harus donor mata. Baru pada tahun 2021, si anak mendapatkan donor mata. Si ibu awalnya tidak yakin kalau si anak mengalami kerusakan mata akibat abu batu bara, namun lama kelamaan si ibu yakin bahwa hal itu karena terpapar abu batu bara di lingkungan tempat tinggalnya.

Pos terkait