Meskipun nanti ditemukan, efektivitas vaksin virus Flu bahkan bisa bisa di bawah 50%, terutama karena variasi Covidnya karena mutasi, faktor manusia dan geografinya. Namun bagaimana pun penemuan vaksin adalah positif daripada tak ada samasekali. Seperti juga Flu, dari dulu tak pernah ada obat Flu. Dari sejak lama pengobatan terhadap Flu ditekankan pada dua pendekatan utama, yakni meningkatkan daya tahan tubuh dan mengobati gejalanya.
Lalu banyak juga orang salah tanggap terhadap “Herd Immunity” Banyak yang menganggap bahwa Herd Immunity adalah suatu metoda, sehingga berita tentangnya disambut masyarakat dengan sikap “setuju atau tidak” (terhadap “penerapan” metode ini). Padahal Herd Immunity bukan metode. Herd Immunity adalah fenomena alamiah. Pada kasus wabah sulit dikendalikan, imunitas alamiah (yang bukan karena tindakan sengaja manusia) terjadi lebih cepat daripada upaya medis yang kita lakukan untuk penyembuhan dan pencegahan.
Baca Juga :
Kegiatan Virtual Bazaar Selaawi Menuju Kota Bambu
Nantinya penyembuhan bisa dikatakan terjadi oleh dua “enforcement”, pertama vaksin, kedua adalah imunitas alami. Dengan demikian, karena vaksin belum ada, maka Herd Immunity itulah terjadi secara natural (mau tak mau). Artinya, setuju atau tidak setuju dengan Herd Immunity adalah irrelevan. Bisa kita simpulkan bahwa kita tidak boleh hanya mengandalkan menunggu vaksin. Yang jauh lebih utama adalah menerapkan cara hidup yang dianjurkan oleh para praktisi kesehatan: WFH, social distancing, disiplin pakai masker, sanitasi, higiene, dll.