Dalam artikelnya, The Guardian turut menuliskan perpindahan ibu kota ini dengan harapan beban Jakarta sebagai kota berpenduduk 10 juta jiwa yang terkenal macet, sering dilanda banjir, dan merupakan salah satu kota yang paling cepat tenggelam di dunia akibat pengambilan air tanah yang berlebihan, dapat berkurang.
“Sebagian wilayah Jakarta Utara mengalami penurunan sekitar 25 cm per tahun, karena penurunan tanah-termasuk bahkan tembok laut yang dirancang sebagai penyangga bagi masyarakat,” tulis The Guardian.
Sorotan juga datang dari media asal Amerika Serikat (AS), The Washington Post; Bloomberg; kantor berita Arab Saudi, Al Arabiya; lembaga penyiaran Jerman, Deutsche Welle (DW); media asal Jepang, Nikkei Asia; hingga koran asal Singapura, The Straits Times.
“Indonesia Menamai Ibu Kota Baru ‘Nusantara’ Saat DPR Menyetujui Perpindahan,” demikian judul Nikkei Asia.
Sementara, South China Morning Post menyoroti Nusantara dalam artikel berjudul ‘Saat Indonesia menamai ibu kota barunya yang bernilai US$34 miliar sebagai ‘Nusantara’, para kritikus yang berpikiran historis mengatakan itu ‘sulit untuk melihat idenya’.