Bahaya kecanduan konten pornografi pada anak akan berdampak pada tumbuh kembang, diantara adalah: “Anak terhambat karena anak menjadi malas bergerak dan beraktivitas lain sebagaimana selayaknya seorang anak. Potensi istirahat terganggu karena kemungkinan akses internetnya justru di malam hari saat kondisi sepi. Karena istirahatnya terganggu dan anak mulai malas belajar karena keasyikan dengan konten pornografi, maka prestasi belajar di sekolah bisa menurun. Begitupun krativitas anak juga bisa menurun, belum lagi ancaman radiasi dari penggunaan gadget yang terus menerus”, urai Retno.
Berbagai konten pornografi yang muncul melalui iklan, media sosial, games, film, video klip, ataupun tontonan di atas awalnya akan membangkitkan rasa penasaran terlebih dahulu pada anak, bahkan saat tidak sengaja melihat sekalipun. Rasa penasaran inilah yang menjadi dorongan anak-anak untuk melihat lebih banyak mengakses konten pornografi lainnya. Hal inilah yang kemudian menimbulkan kecanduan pornografi pada anak.
“Kecanduan ini dipicu oleh pengeluaran hormon dopamin pada otak sehingga akan menimbulkan perasaan bahagia ketika menonton konten pornografi. Bila tidak segera dicegah, bukan tidak mungkin kecanduan terhadap konten pornografi dapat terjadi pada anak”, jelas Retno.
Jika anak sudah kecanduan pornografi maka akan berdampak buruk pada :
Pertama, Kerusakan otak anak.
Kecanduan Pornografi juga dapat merusak otak anak, tepatnya pada salah satu bagian otak depan yang disebut Pre Frontal Cortex (PFC). Hal ini disebabkan karena bagian PFC yang ada di otak anak belum matang dengan sempurna. Jika bagian otak ini rusak, maka dapat mengakibatkan konsentrasi menurun, sulit memahami benar dan salah, sulit berpikir kritis, sulit menahan diri, sulit menunda kepuasan, dan sulit merencanakan masa depan.