Namun demikian, ia menekankan perlunya perhatian terhadap beberapa faktor risiko, seperti fluktuasi harga pangan, situasi sosial-politik menjelang Pilkada, biaya transportasi, dan komoditas lainnya yang dapat mempengaruhi inflasi.
“Semoga dengan pertemuan ini dapat menemukan strategi-strategi yang efektif dalam menghadapi tantangan ekonomi makro yang telah kita hadapi,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Dharmawan juga mengapresiasi kinerja TPID dan pihak terkait atas penghargaan dalam Bapanas Award 2024. Kota Bandung meraih penghargaan pertama untuk inovasi Gerakan Pangan Murah (GPM) On The Road dan dinobatkan sebagai kota dengan pengendalian inflasi terbaik.
“Prestasi ini diharapkan menjadi motivasi untuk peningkatan kinerja pengendalian inflasi,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Perekonomian Setda Kota Bandung, Tubagus Agus Mulyadi menyampaikan, Kota Bandung sangat bergantung pada pasokan dari luar kota hingga 94,5 persen. Hal itu membuatnya rentan terhadap fluktuasi harga.
Menjelang Nataru, permintaan terhadap kebutuhan pokok dan komoditas tertentu cenderung meningkat pesat, yang dapat memicu inflasi. Tantangan lain adalah potensi curah hujan tinggi di Jawa Barat yang bisa berdampak pada produksi pangan dan rantai pasok.