Pentingnya Model, Metode dan Teknologi Dalam Pembelajaran di Abad 21 Untuk Lebih Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa

Disusun Oleh : Asep Wahyudin, S.Sn., M.Sn.

Berhasilnya suatu pembelajaran merupakan tujuan yang diinginkan bagi guru dan siswa sebagai pelaku yang berperan dalam pendidikan di sekolah. Keberhasilan suatu pembelajaran tidak terlepas dari motivasi sebagai langkah awal dalam terselanggaranya kegiatan belajar mengajar.

Bacaan Lainnya

Dewasa ini pendidikan di sekolah selalu mengalami penyempurnaan dan penyegaran dengan tujuan untuk menghasilkan suatu produk pendidikan yang berkualitas melalui teknologi dan didukung dengan mudah diaksesnya konten konten berupa audio dan video atau sekarang kita kenal dengan istilah TPACK (Technological Pedagogic Content Knowledge). Hal ini tidak terlepas dari peran guru sebagai mediator sekaligus motivator dalam proses belajar mengajar. Banyak sekali hal–hal yang telah dilakukan oleh guru dalam upaya memperbaiki kualitas pendidikan. Namun tidak jarang pula ditemukan guru yang mengalami kesulitan dalam melakukan upaya tersebut, satu di antaranya dalam menemukan gagasan maupun cara untuk menumbuhkan motivasi atau dorongan belajar dalam diri siswa. Hal ini merupakan satu di antara tantangan guru dalam menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar, karena pembelajaran yang berkualitas berawal dari motivasi belajar siswa yang tinggi.

Identifikasi permasalahan yang ada di lingkungan sekolah ketika proses belajar mengajar:
1. Kurangnya motivasi pada siswa selama pembelajaran seni budaya.
2. Siswa tidak aktif selama pembelajaran, cenderung mengandalkan informasi yang disampai oleh guru saja.
3. Kurang diserapnya teori dan materi seni budaya oleh siswa yang berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang dari KKM.

Motivasi Belajar
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat (Sofyan, 2004:5). Dikatakan pula bahwa motivasi tidak dapat diamati secara langsung tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah laku yang berupa rangsangan, dorongan atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu. Untuk itu,motivasi akan mendorong keberhasilan siswa menyelesaikan belajarnya baik dalam proses maupun hasil belajarnya.

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku. (Herminanto Sofyan dan Hamzah, 2003:8) mengemukakan pada umumnya ada beberapa indicator motivasi belajar siswa, meliputi :
a. Adanya hasrat dan keinginan;
b. Adanya harapan dan cita-cita masa depan;
c. Adanya penghargaan dalam belajar;
d. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar;
e. Adanya lingkungan yang kondusif sehingga memungkinkan orang dapat belajar dengan baik.

TPACK (Technological Pedagogic Content Knowledge)
Pengetahuan (Knowledge/K) cara membelajarkan (Pedagogy/P) dan menguasai materi pembelajaran sesuai bidang (Content/C)) dikenal dengan istilah Pedagogy Content Knowledge (PCK). Istilah PCK pertama kali diperkenalkan oleh Shulman pada tahun 1986. Namun, PCK tidak sekedar irisan atau gabungan pengetahuan tentang pedagogi dan penguasaan materi namun diperkuat oleh pengalaman-pengalaman guru. Penelitian menunjukkan persepsi calon guru terhadap TPACK sangat dipengaruhi oleh pengalaman mengikuti perkuliahan terkait pengetahuan tentang teknologi dan pengetahuan tentang pedagogi dan teknologi (Koh, et.al, 2013). Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah memberikan pengaruh besar terhadap proses pembelajaran sehingga abad 21 mendorong Saudara untuk memiliki pengetahuan terkait teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Kajian Teori Variabel Tindakan
Pengembangan TPACK di SMP Negeri 2 Cimahi adalah dianataranya diaplikasikan sebagai berikut:

Contoh penggunaan TPACK pada saat proses pembelajaran menggunakan power point dengan disisipkan konten berupa audio dan video:

Gambar 1. Penerapan TPACK Saat Pembelajaran Menggunakan Power Point

 

Gambar 2. Penerapan TPACK Saat Pembelajaran Menggunakan Video Visual

 

Contoh penggunaan TPACK pada penilaian menggunakan google form dan hasil nilainya diolah menggunakan excel:

Gambar 3. Penerapan TPACK Saat Penilaian Menggunakan Google Form

 

Gambar 4. Penerapan TPACK Saat Pengambilan Data Hasil Ujian

 

Gambar 5. Penerapan TPACK Saat Pengolahan Data Nilai Ujian Siswa

HASIL PENERAPAN TPACK YANG DIAMATI DALAM 3 SIKLUS (PRA SIKLUS, SIKLUS 1, DAN SIKLUS 2)

Gambar 6. Design Penelitian Tindakan Kelas Siklus I dan II, Sumber : Disertasi H.Azhar Affandi (2006)

Nilai terendah dari 52 pada pra siklus menjadi 56 pada siklus 1 dan 65 pada siklus ke 2. Untuk nilai tertinggi pada pra siklus 96, pada siklus 1 dan 2 100. Nilai rata-rata kelas dari 79,36 pada pra siklus menjadi 83,24 pada siklus 1, dan 88,27 pada siklus 2. Dapat dilihat juga ketuntasan mengalami perbaikan, yang asalnya siswa yang tuntas hanya 50% pada pra siklus, setelah siklus 1 ketuntasan mengalami peningkatan menjadi 62,5%, dan pada siklus 2 menjadi 84,38%. Dan jumlah siswa yang tidak tuntas mengalami penurunan dari pra siklus sebanyak 50%, siklus 1 sebanyak 37,5% dan di siklus 2 turun signifikan menjadi 15,63%.

Dari tabel di atas dari pra siklus, siklus 1, dan siklus 2 selalu mengalami peningkatan pada aktifitas KBM mata pelajaran seni budaya selama di kelas yang dilihat dari 6 aspek mulai dari sikap siswa, keaktifan siswa untuk ikut serta menghidupkan suasana kelas dan adanya kegiatan belajar yang dua arah, yang berpengaruh terhadap semangat dan keberhasilan proses KBM yang dapat diukur dengan evaluasi di setiap akhir pembelajaran.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil observasi dan tes penguasaan kompetensi dasar, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan pembelajaran menggunakan TPACK (Technological Pedagogic Content Knowledge) dengan menyisipkan audio visual dan metode bervariasi dapat:
1. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII L SMP Negeri 2 Cimahi pada mata pelajaran seni budaya. Terbukti adanya peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa dari 50,00% pada pra siklus, meningkat menjadi 62,50% pada siklus 1 dan 84,38% pada siklus 2.
2. Meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VIII L SMP Negeri 2 Cimahi pada mata pelajaran seni budaya. Terbukti dari 32 siswa yang aktivitasnya kurang baik pada prasiklus dengan rata – rata skor 2,68 mengalami peningkatan pada siklus 1 menjadi 3,67 dengan kualifikasi cukup dan pada siklus 2 menjadi 4,37 atau kualifikasi baik.

SARAN
1. Penggunaan teknologi dalam proses kegiatan belajar mengajar perlu dilakukan oleh seluruh tenaga pendidik dalam mata pelajaran apapun karena memiliki pengaruh peningkatan dan perbaikan pada hasil belajar dan motivasi belajar siswa.
2. Perlu adanya pelatihan dan pengembangan bagi para tenaga pendidik dari dinas pendidikan atau dari lembaga lainnya untuk meningkatkan kompetensi guru di masa penerapan kurikulum merdeka belajar yang dituntut untuk memiliki keahlian dibidang teknologi/TPACK (Technological Pedagogic Content Knowledge)
3. Proses KBM harus menggunakan metode yang mendukung pembelajaran abad-21, salah satunya dengan small group discussion, kelas dibagi kedalam beberapa kelompok untuk lebih menggali materi yang disampaikan guru dan melatih kemandirian dengan student centered learning (SCL).

DAFTAR PUSTAKA
-Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Stantar Kompetensi Kesenian untuk SMA/ MA. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
-Haryanto. 2008 . Upaya peningkatan hasil Belajar Ansambel Musik Melalui metode Belajar Kelompok pada Siswa Kelas VIIIA SMP Muhammaddiyah Terpadu Moga Pemalang,
Skripsi. Semarang: Fakultas Bahasa dan seni Universitas Negeri Semarang.
-Hasibuan, J.J, Ibrahim dan Toenlioe, A.J.E. 1988. Proses Belajar Mengajar Ketrampilan
Dasar Pengajaran Mikro. Bandung: Penerbit Remadja Karya CV.
-Irianawati Erli Setiani. 2008. Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Pemalang dalam Pembelajaran Apresiasi Seni budaya dengan Memanfaatkan Media Audio dan Audio Visual, Skripsi. Semarang: Fakultas Bahasa dan seni Universitas Negeri Semarang.
-Uno, Hamzah B. (2008). Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara.

 

(Red)

Pos terkait