“Tadi dari yang kita lihat laporannya, dari 124 ribu rumah tangga yang di Cimahi itu tercatat 18 ribunya belum memiliki kategori MCK yang layak dan aman, artinya itu kurang lebih 14% belum memiliki sarana sanitasi kategori aman dan layak” ungkapnya saat diwawancarai awak media.
Dicky berharap seluruh masyarakat di permukiman yang sebelumnya belum memiliki sistem pengolahan air limbah yang memadai, kini dapat menikmati fasilitas tersebut.
“Kami di tahun 2024 ini ya terus berupaya mengatasi ini. Dari beberapa dana yang ada itu baik yang kita lakukan melalui sumber dana alokasi khusus yang kita dapatkan dari dana insentif fiskal juga dari APBD Kota Cimahi, dari CSR baik BJB, BRI, dan yang lainnya juga yang berasal dari Kementerian PU” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Kota Cimahi, Endang, dalam laporannya menyebutkan jumlah sarana yang terbangun dari program Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS) Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun Anggaran 2024:
1. Pembangunan SPALD-S DAK : 490 Rumah Tangga
2. Pembangunan SPALD-T DAK : 271 Sambungan Rumah
3. Rehab/ Penambahan Ruang MCK : 40 Rumah Tangga
4. Pembangunan Tangki Septik Individual/Komunal DIF : 124 Sambungan Rumah
5. Pembangunan SPALD CSR BRI dan BJB: 132 Rumah Tangga
6. Pembangunan SPALD-S IBM Kementerian PU : 288 Rumah Tangga
Endang menyebutkan sebelum adanya program ini masyarakat sebagian menggunakan cubluk dan lainnya langsung dibuang ke selokan. Hal ini jika tidak ditangani tentu saja meningkatkan risiko penyebaran penyakit-penyakit yang ditularkan melalui air (water borne deseases). Hadirnya program Sanimas telah mengubah wajah permukiman di beberapa wilayah di Kota Cimahi menjadi lebih bersih dan sehat. (Red) ***
(Bidang IKPS).