“Partai pastinya berfikir untung rugi. Dalilnya hukum pasar politik. Apalagi di tengah biaya politik yang mahal, tentunya partai butuh calon yang punya bekal logistik yang kuat untuk mengonsolidasi dukungan. Sampai di situ, RK kira-kira sanggup atau tidak menghadapi partai yang serba realistis itu,” lanjutnya.
Lebih lanjut Adi mengatakan siapapun yang namanya muncul di survei memiliki hasrat untuk maju dalam Pilpres mendatang. Hal itu dinilai sebagai sebuah bentuk kemewahan yang diinginkan semua pemimpin.
“Jangankan RK yang muncul di survei, siapapun pasti berhasrat maju pilpres 2024, itu bentuk kemewahan yang diimpikan semua pemimpin,” imbuhnya.
Sebelumnya, Ridwan Kamil buka suara soal niat maju ke pencapresan lewat Pemilu 2024. Gubernur Jawa Barat itu menyebutkan tidak menolak jika kesempatan itu datang.
“Kalau ada kesempatan, kan bismillah jawaban saya, selalu sama,” ujar Ridwan Kamil di lantai 2 Perpustakaan Nasional, Sabtu (29/1).
Di sisi lain, dia legawa jika harus memimpin Provinsi Jawa Barat. Menurutnya, menjadi Gubernur Jabar selama dua periode lebih realistis.
“Kalau nggak (maju capres), kan ya nggak ada masalah kan. Dua kali jadi Gubernur Jabar juga lebih realistis. Kira-kira begitu,” pungkasnya.
(Red/detiknews.com)