“Dimulai dari siswa menunggu giliran, kalau sudah mendapatkan giliran akan dipanggil dari absen kelas paling awal, siswa bisa langsung melakukan pendaftaran dengan cara memberikan surat undangan, lalu tanda tangan kehadiran, dan akan diberikan surat suara. Setelah itu siswa bisa ke bilik suara untuk melakukan pencoblosan, dengan memilih satu kandidat untuk OSIS dan satu kandidat untuk MPK. Jika sudah, siswa bisa memasukkan surat suara ke kotak suara sesuai tempatnya. Terakhir siswa melakukan pengecapan jari, yang menjadi panitia/petugas TPS di ambil dari KPPS ,” timpal Shabrina.
Sedangkan menurut Barkah (14), salah satu siswa SMP Negeri 1 Cimahi yang menjadi lembaga survey, kegiatan pemilihan ini selesai kurang lebih pada pukul 11.50 WIB, kemudian hasil pemungutan suara akan dihitung oleh lembaga survey melalui sample di beberapa TPS.
“Kita ditugaskan menghitung quick count dari beberapa sampel tps yang ada, dari quick count tersebut kita bisa tahu calon ketua OSIS dan MPK mana yang lebih unggul, lalu dari hasil pemilihan yang kita data itu dibuat dalam grafis batang menggunakan karton,” ujar Barkah.
Meskipun seluruh panitia pemilihan merupakan siswa, tetapi mereka memastikan bahwa tidak ada kecurangan dari hasil pemilihan tersebut.
“Walau panitia hampir keseluruhan dari siswa, kita selalu dibimbing sama guru untuk harus menggunakan azas LUBER dan JURDIL atau Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur dan Adil, jadi kita pastikan tidak ada kecurangan dan hasilnya murni, jadi pendidikan demokrasinya terealisasikan dan diharapkan bisa meningkatkan integritas bangsa bagi generasi muda,” ujar Barkah.
Menurut Alfahrizy (14), sebagai pembaca berita dari hasil pemilihan tersebut, pada (16/2/2024) diperoleh hasil suara pemilihan ketua OSIS dan MPK SMP Negeri 1 Cimahi.