Turut hadir dalam acara itu Wali Kota Bandung Oded M. Danial.
Bagi Tedy, TKSK memiliki peranan penting dalam menjalankan sistem perlindungan jaminan sosial di tengah masyarakat. TKSK hadir sebagai penggerak gotong royong, saling bantu, demi pemenuhan kebutuhan sosial hingga ke tingkat paling dekat dengan warga.
“Alhamdulillah hari ini ada banyak kolaborasi dari lembaga dan komunitas masyarakat terkait penanganan di lapangan, dan peran TKSK ini betul-betul dirasakan oleh masyarakat,” tutur Tedy.
Di tengah pandemi, kata Tedy, TKSK mampu memperluas jejaring untuk mempercepat proses pendataan hingga penyaluran berbagai bantuan sosial. Keterlibatan TKSK bisa membantu kinerja Pemerintah Kota Bandung dalam menjaring kebutuhan warga, khususnya soal verifikasi dan ketepatan sasaran distribusi bantuan sosial.
“Walaupun posisinya di tingkat kecamatan satu orang, mereka juga membentuk relawan yang saat ini banyak turun ke masyarakat, terutama saat pandemi seperti kecepatan penanganan isoman,” ujarnya.
Tedy berharap TKSK bisa meningkatkan terus kapasitasnya. Hal ini diperlukan mengingat penanganan masalah sosial di lapangan memerlukan terobosan-terobosan, karena jumlah warga miskin, anak yatim, dan duafa juga bertambah semenjak terdampak pandemi.
Kondisi di hari-hari sekarang ini, kata Tedy, membutuhkan banyak dukungan dan bantuan. Ia melihat TKSK menempati posisi strategis dan perlu mendapatkan dukungan dari Pemerintah Kota Bandung.
Meskipun TKSK merupakan tugas dari pemerintah pusat, dibutuhkan kolaborasi di lapangan untuk mempercepat penanganan persoalan sosial.
“Di usia 12 tahun ini, TKSK sudah banyak kiprah ya, tentu kita apresiasi, karena dengan hadirnya TKSK kerja-kerja dinsos jadi lebih terbantu,” ujar Tedy.
Wali Kota Bandung Oded M. Danial mengapresiasi tinggi kepada kinerja TKSK yang meski mendapatkan insentif belum maksimal, tetapi bekerja dengan penuh totalitas.
“Mang Oded selama ini sangat percaya pada pergerakan mereka. Mereka hanya mendapatkan insentif sedikit, tetapi kinerjanya maksimal. Mereka membantu masyarakat terutama urusan sosial. Harapan saya, TKSK bisa terus menjaga semangat bersama-sama dengan seluruh elemen masyarakat menuju pemulihan ekonomi pasca kondisi melandai dari Covid-19,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kota Bandung Tono Rusdiantono mengatakan, TKSK memegang peranan sangat strategis. Tugas TKSK di lapangan tergolong sulit karena harus melakukan monitoring Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), koordinasi terkait musyawarah kelurahan, hingga melaksanakan monitoring dan evaluasi bantuan sosial, seperti bansos Program Keluarga Harapan (PKH), hingga bansos dari APBD kota dan provinsi.
“Dan tugas-tugas itu sulit. Tugas beratnya itu monev, juga verifikasi validasi,” ujarnya.
Peran TKSK menjadi pelengkap kinerja Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos) tingkat kelurahan, dengan Sistem Layanan Rujukan Terpadu. Yang paling krusial, kata Tono, tugas melakukan verifikasi dan validasi data. Sebab, data selalu berubah dinamis, dan perkembangannya signifikan disertai permasalahan cukup kompleks.
Kehadiran TKSK mengiringi fungsi Puskesos di setiap kelurahan yang mendekatkan pelayanan kepada masyarakat terkait masalah sosial, dan mempercepat pendataan.
“Jadi TKSK ini perannya sangat strategis. Ada yang sakit, ada warga kesulitan, ada warga butuh bantuan, kedaruratan sosial, belum lagi ada bencana, mereka bergerak cepat turun langsung, dekat dari masyarakat yang membutuhkan,” tutur Tono.*
(Red/Humas DPRD Bandung)