Keluhan para pedagang ini sangat kita maklumi bersama sebagai sebuah aspirasi yang wajar.
Para pedagang kantin pada giliran tertentu harus memahami bahwa sesuai dengan kenyataan bahwa sekecil apapun hal-hal yang tidak diharapkan terjadi, termasuk penumpukan para siswa di kantin tetap akan menjadi hadirnya pelanggaran prokes.
Hal ini disebabkan karena kita harus memahami bersama sangat sulit untuk mencapai titik temu cara jumlah kantin dengan jumlah siswa yang pada gilirannya akibat dari tidak adanya keseimbangan dari kedua unsur tersebut maka kita akan dapat menyimpulkan terjadinya resiko penumpukan para pelajar di area kantin tersebut yang secara jelas akan menimbulkan pelanggaran prokes.
Sementara itu dalam menanggapi tentang masih diperbolehkannya orang yang jualan di luar sekolah Cucu mengatakan itu merupakan kewenangan dari pihak pihak kewilayahan terutama yang tergabung dalam Satgas covid 19 di mana sekolah itu berada.
Kita justru mengharapkan agar para siswa untuk senantiasa didorong untuk membudayakan membawa bekal dan membawa tumbler air minum sendiri selain lebih hemat nilai-nilai higenis diharapkan dapat diperhatikan oleh orang tua siswa.
Mari kita bersama-sama saling bersinergi dalam rangka menciptakan iklim PTM Terbatas yang benar-benar terbebas dari kekhawatiran hadirnya klaster baru yaitu klaster pendidikan sambil kita mendorong para siswa untuk dapat menghidupkan ruh semangat gaya hidup di era baru atau new normal, tegas Cucu.
(Kang Amat)