“Saya kebetulan juga pengangkut sampah di sini. Di sini katanya mau ada pembangunan untuk TPST. Warga sekitar keberatan karena tanahnya labil. Untuk air limbahnya juga bisa merembes ke saluran bawah. Khawatirnya akan merembes sampai ke jalan,” ungkap Dadang.
Ia juga mengaku belum mendapat kabar yang jelas mengenai sistem pengolahan TPST di Cicabe.
Selain permasalahan dampak limbah dan ketidakstabilan tanah, hal lain yang dikeluhkan warga yakni sempitnya akses jalan. Jika pembangunan dilakukan, khawatir jalan akan semakin rusak.
“Pembangunan itu akan banyak kendaraan berat yang lewat. Takutnya jadi ada masalah di akses jalan. Pas pembangunannya juga takut ada masalah longsor juga. Tahun 1982 juga sudah pernah longsor di sini,” sebutnya.
Meski begitu, Dadang akui jika sebenarnya kehadiran TPST bisa menghasilkan lapangan pekerjaan baru. Namun, harus dilihat dulu dampak lain yang akan dialami masyarakat.
“Kalau mau, baiknya bangun TPST di Pasir Impun. Di sana juga dulu pernah dijadikan TPA seperti Cicabe. Lahannya jauh lebih aman daripada di sini,” imbuhnya.
Serupa dengan Dadang, Ace yang juga warga RW 14 Jatihandap mengatakan, ia khawatir jika TPST Cicabe dibangun, akan mengakibatkan longsor karena lahannya labil. Selain itu, akses jalan pun menjadi persoalan selanjutnya.
“Sebenarnya kalau tempat yang dulunya adu domba itu bisa dipakai. Tapi balik lagi, salah satu permasalahan utamanya itu akses jalan,” kata Ace.
Baca berita di halaman selanjutnya…