BANDUNG, SAMBASNEWS.ID – Anggota DPRD Jawa Barat Fraksi Partai Demokrat Yosa Octora Santono menyoroti perihal mahalnya harga kebutuhan pokok seperti minyak goreng dan kedelai yang terjadi saat ini di masyarakat.
Ia meminta pemerintah segera menstabilkan harga keduanya di pasaran, karena minyak goreng dan kedelai sudah menjadi barang utama yang selalu dikonsumsi kebanyakan orang.
“Setelah harga minyak goreng tidak terkendali, saat ini pun harga kedelai melambung tinggi. Tahu dan tempe makanan rakyat. Tolong pemerintah jawab keresahannya. Berikan solusi,” tutur Yosa legislator muda dapil Kuningan, Ciamis, Banjar dan Pangandaran, Rabu (23/2).
Yosa menyayangkan tidak berjalannya langkah antisipatif pemerintah sehingga sempat terjadi aksi mogok para produsen kedelai lokal di beberapa daerah.
“Produsen tahu tempe mogok produksi, kenapa aksi ini terus meletup? #Monitor Suara Rakyat,” lanjut Yosa.
Anggota Komisi I DPRD Jawa Barat tersebut menjelaskan, kebutuhan kedelai Indonesia masih sangat bergantung pada negara lain. Sehingga ketika ada gangguan pasokan maka sangat berdampak pada harga yang melambung cukup tinggi.
“Pastikan mengapa terdapat kecenderungan harga kedelai impor bisa lebih murah dibanding kedelai lokal yang kualitasnya lebih baik. Kaji mengapa angka impor kedelai sangat tinggi hingga 90% kebutuhan nasional harus dipasok dari luar,” tutur dia.
Yosa mendorong pemerintah mengkaji kembali besaran impor yang dibutuhkan serta mempertimbangkan kemampuan produksi dalam negeri.
Melalui ini, Indonesia akan lebih siap memenuhi kebutuhan pokok nasional di saat terjadi gangguan impor.
“Pemerintah seyogyanya memperhatikan upaya-upaya untuk mencapai kemandirian pangan dengan mendorong produktivitas petani lokal dengan serangkaian regulasi yang pro-petani namun tetap tidak merugikan produsen/pengrajin tahu tempe juga konsumen,” pungkas dia.
(Red)