Meski Haru tetap berkomitmen bahwa niat awal proyek tersebut adalah untuk memperbaiki ekosistem perkotaan dengan menambah ruang hijau di Kota Bandung, publik membutuhkan lebih dari sekadar niat baik. Diperlukan bukti konkrit bahwa integritas Haru sebagai pemimpin dapat mengatasi bayang-bayang masa lalu. Tantangan ini semakin besar ketika posisi wali kota bukan hanya soal pengambilan keputusan kebijakan, tetapi juga menjaga kepercayaan masyarakat dengan memastikan tidak ada celah bagi praktik korupsi atau penyalahgunaan wewenang.
Dalam mempertimbangkan pantas tidaknya Haru menjadi wali kota, faktor pengalaman tentu tidak bisa diabaikan. Namun, sejarah terkait skandal korupsi dapat mempengaruhi persepsi publik dan menentukan apakah masyarakat Bandung siap memberinya kesempatan atau justru menginginkan figur baru yang membawa harapan perubahan tanpa beban masa lalu.
Ke depan, jika Haru terpilih, tantangan besar yang harus dihadapinya adalah memastikan transparansi dalam pengelolaan kebijakan, mengedepankan akuntabilitas, serta menunjukkan komitmen nyata dalam mencegah kasus serupa terulang. Kewibawaan seorang pemimpin yang pernah terjerat isu kontroversial harus dibuktikan melalui tindakan dan reformasi yang nyata di bidang tata kelola pemerintahan.***