“(Kejadian truk kecelakaan) di Balikpapan akan saya sampaikan faktualnya. Pertama, pengemudi pada saat masuk turunan itu menggunakan gigi empat. Sekalipun (dia) ngomong sehabis itu dia masuk gigi tiga, saya tidak percaya. Karena saya kan pengemudi juga, saya asesor kompetensi pengemudi, jadi saya paham betapa sulitnya memindahkan gigi ketika di turunan dalam kondisi pedal kopling nggak bisa diinjak,” tutur Wildan di Purwakarta, Kamis (27/1/2022).
“Kemudian pengemudi menjelaskan, jarum rpm menunjuk angka 5, pedal rem keras. Oke, berarti di sini masalahnya angin tekor. Saya minta tim investigator ngecek, coba cek gap atau celah kampas dengan rem, ketemu, (ada gap) lebih dari 2 mm,” tambah Wildan.
Selain dua temuan tersebut, temuan lain tim KNKT adalah klakson telolet yang dipasang pada truk tersebut. Klakson telolet itu menggunakan angin dari tabung yang sama dengan tabung angin untuk kebutuhan rem.
Simak Video :
Truk Kontainer Mengalami Rem Blong di Muara Rapak Balikpapan, Kalimantan Timur
Modifikasi klakson telolet tersebut sejatinya tidak dibenarkan, jika sumber udara pada klakson itu disatukan dengan sumber udara pada sistem pengereman. Seharusnya klakson itu menggunakan tabung angin sendiri sehingga kebutuhan udara untuk sistem pengereman selalu terjaga.
“Apalagi temuannya? Dipasang klakson telolet. Nah di situ, dua titik tadi itu menunjukkan dia boros (angin). Karena pada saat dia turun, pengemudi itu nggak sempat ngisi (angin),” jelas Wildan.