Salah satu anggota panitia mengatakan, “Kami ingin acara ini tetap netral dan menjadi ajang kebersamaan warga, bukan ajang politik. Kehadiran mereka dengan atribut kampanye jelas tidak sesuai dengan maksud acara.”
Namun, situasi yang memanas tersebut diredam ketika salah satu awak media, yang hadir sebagai mitra acara, mengajak Farhan berdialog. Setelah diskusi berlangsung, Farhan dan rombongannya memutuskan untuk mundur dari acara tersebut untuk menjaga kelangsungan pesta rakyat dan menghormati permintaan panitia.
Tak lama setelah insiden tersebut, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) memanggil pihak panitia karang taruna untuk dimintai keterangan. Pemanggilan ini bertujuan untuk menyelidiki apakah ada pelanggaran aturan kampanye yang dilakukan oleh paslon Farhan-Erwin, serta mencari tahu asal-usul undangan yang tersebar di WhatsApp. Investigasi ini penting untuk memastikan bahwa tidak ada pelanggaran etika kampanye atau manipulasi yang dapat mencederai prinsip-prinsip pemilu yang adil dan netral.
Seorang anggota panitia yang hadir dalam panggilan Bawaslu mengungkapkan, “Kami berharap Bawaslu dapat mengungkap siapa yang bertanggung jawab atas undangan yang beredar ini. Kami tidak ingin acara warga menjadi korban kepentingan politik.”